Taliban Bersumpah Akan Bekerja Sama dengan Rusia Terhadap Ancaman ISIS

21 Oktober 2021, 11:40 WIB
Taliban Bersumpah Akan Bekerja Sama dengan Rusia Terhadap Ancaman ISIS. /Reuters

SEMARANGKU - Taliban telah berjanji bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Rusia untuk mengatasi ancaman ISIS.

Taliban setuju pada Rabu (20 Oktober) untuk bekerja dengan Rusia, China dan Iran.

Kerjasama antara Taliban dan Rusia dalam keamanan regional setelah Kremlin memperingatkan munculnya ISIS dan ancaman perdagangan narkoba.

Baca Juga: Kemenag Mulai Gelar SKD Kepada CPNS di 5 Provinsi dengan Menggunakan Fasilitas Mandiri

Pembicaraan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pejuang ISIS berkumpul di Afghanistan utara.

Untuk menyebarkan perselisihan agama dan etnis di bekas republik Soviet yang dianggap Moskow sebagai halaman belakang.

Dalam sebuah pernyataan bersama pada Rabu, pihak-pihak yang menghadiri pertemuan Moskow mengatakan mereka telah menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas kelompok teror.

Mereka juga menegaskan kembali kesediaan mereka untuk terus mempromosikan keamanan di Afghanistan untuk berkontribusi pada stabilitas regional. 

Baca Juga: Cara Migrasi Siaran Digital Pakai Set Top Box, Tahap Pertama ASO Kominfo Kawasan Indonesia Timur

Perwakilan Taliban sebelum pembicaraan di Moskow telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan AS.

Serta melakukan perjalanan ke Turki untuk mendapatkan pengakuan resmi dan bantuan dari masyarakat internasional setelah pengambilalihan mereka pada pertengahan Agustus.

Delegasi Taliban, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Abdul Salam Hanafi.

Taliban sekali lagi menyerukan pengakuan dengan mengatakan bahwa "isolasi Afghanistan tidak untuk kepentingan pihak manapun.

Namun utusan Kremlin untuk Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan pengakuan resmi hanya akan datang ketika Taliban memenuhi harapan pada hak asasi manusia dan pemerintahan yang inklusif.

Baca Juga: 9 Klub BRI Liga 1 Ini Lolos Lisensi Klub AFC 2021, Awali Langkah Jadi Profesional

Dalam pernyataan bersama mereka, para peserta menyuarakan keprihatinan itu.

Mendesak Taliban untuk "mempraktekkan kebijakan internal dan eksternal.

Pada kebijakan dalam negeri, mereka meminta Taliban untuk menghormati hak-hak kelompok etnis, perempuan dan anak-anak.

Sementara itu, Taliban membutuhkan sekutu karena perekonomian Afghanistan berada dalam kondisi yang buruk.***

Editor: Khansa Amirah Rasyida

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler