Presiden Turki Minta Negara Eropa Tidak Lepas Tangan Soal Pengungsi Afghanistan

20 Agustus 2021, 17:30 WIB
Presiden Turki Minta Negara Eropa Tidak Lepas Tangan Soal Pengungsi Afghanistan. Francois Mori/Pool via REUTERS /POOL/REUTERS
 
SEMARANGKU - Turki menegaskan negara Eropa tidak lepas tangan masalah pengungsi Afghanistan.
 
Presiden Turki berharap negara-negara Eropa harus turut bertanggung jawab atas pengungsi Afghanistan.
 
Turki kembali mengingatkan peran negara Eropa untuk masalah pengungsi khususnya dari Afghanistan.
 
Baca Juga: Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani Membantah Melarikan Diri, Ghani: Mencegah Pertumpahan Darah
 
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta negara Eropa juga ikut bertanggung jawab menampung pengungsi Afghanistan yang melarikan diri dari kelompok Taliban.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi setelah rapat kabinet pada hari Kamis.
 
"Kita perlu mengingatkan rekan-rekan Eropa soal fakta ini. negara Eropa sendiri telah menjadi pusat daya tarik bagi jutaan orang, tidak dapat menghindari masalah dengan menutup perbatasan. Turki tidak memiliki tanggung jawab itu, atau menjadi basis pengungsi ke Eropa." tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan seperti dilansir dari laman Euronews,Kamis.

Pemerintah Turki perlu melibatkan pembicaraan dengan pemerintah yang dibentuk Taliban guna stabilitas keamanan negara Turki.
 
Baca Juga: Inggris Akan Evakuasi Warga Afghanistan : Tidak Dapat Mengevakuasi Anak-anak Tanpa Pendamping

Di sisi lain, negara Turki sudah menampung sekitar 5 juta pengungsi, diantaranya 3,6 juta pengungsi Suriah dan 300.000 pengungsi Afghanistan.
 
Sekitar 1,1 juta pengungsi memiliki izin tinggal menurut laporan pemerintah Turki.
 
Diketahui bahwa sejak ibukota Afghanistan jatuh ke tangan pejuang Taliban pada pekan lalu. 
 
Banyak warga Afghanistan yang mengungsi keluar negeri, begitu mendengar kabar Taliban telah menguasai Kabul.
 
Salah seorang jubir Taliban berujar perang telah berakhir. 
 
Setelah konflik yang berlangsung dua dekade ini, ditandai pemerintah AS menarik pasukannya dari Afghanistan.
 
Hal ini memberi peluang Taliban untuk mengklaim kembali, usai digulingkan pada 2001 dimana AS menginvasi negara Afghanistan.
 
Dan, hanya dalam sepekan Afghanistan berhasil dikuasai Taliban.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler