Hubungan dengan Iran Masih Panas, AS Justru Pamer Kekuatan Pesawat Tempur Super Canggih

13 Desember 2020, 06:53 WIB
Pesawat Pembom B-52 dikawal satu skuadron jet tempur. /Twitter/@AFGlobalStrike/

SEMARANGKU – Amerika Serikat (AS) menerbangkan pesawat dengan senjata tempur lengkap B-52 dari pangkalan di Louisiana ke Timur Tengah, sebagai unjuk kekuatan melawan Iran.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran semakin memanas dari meningkatnya konflik antara Teheran dan Washington selama pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pesawat tempur jenis B-52H atau biasa disebut "Stratofortresses" adalah pesawat tempur yang mampu melakukan bom berat jarak jauh hampir sama kekuatannya dengan ledakan nuklir atau melakukan misi konvensional.

Baca Juga: Habib Rizieq Resmi Ditahan Polda Metro Jaya Dalam Kurun Waktu dan Tempat Ini…

Baca Juga: NASA Umumkan Gerhana Matahari Total Senin Depan untuk Negara Ini Saja, Indonesia Termasuk?

Misi ini dirancang guna menunjukkan komitmen militer AS kepada mitra regionalnya dan kemampuan untuk mengerahkan kekuatan tempur.

"Musuh potensial harus memahami bahwa tidak ada bangsa di bumi yang lebih siap dan mampu dengan cepat mengerahkan kekuatan tempur tambahan dalam menghadapi agresi apa pun," kata Jenderal Kenneth F McKenzie Jr, komandan Komando Pusat, dikutip dari Beijing News, Minggu 13 Desember 2020.

Kekuatan ini terjadi pada saat risiko yang meningkat bagi AS dan sekutunya di Timur Tengah, karena misi pembom berlangsung seminggu setelah pemerintah AS memutuskan untuk menarik beberapa staf dari kedutaannya di Irak. di mana konflik dengan pasukan yang didukung Iran telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang The Fact Music Awards 2020, BTS dan Artis Big Hit Lainnya Borong Trofi

Baca Juga: Diperiksa Penyidik Polda Metro Jaya 12 Jam, Pemeriksaan Habib Rizieq Disebut Belum Masuk Substansi

Itu juga terjadi setelah Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir terkemuka Iran terbunuh bulan lalu dalam pembunuhan yang tampaknya dikaitkan dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dengan Israel.

Ketegangan meningkat antara kedua negara sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang dibuat Iran dengan enam kekuatan utama dunia.

Awal tahun ini, serangan drone AS di Irak menewaskan Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit Iran, yang semakin meningkatkan masalah tersebut.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Beijing News

Tags

Terkini

Terpopuler