Duka Pengungsi Afghanistan Atas Perebutan Kekuasaan Pemerintah dengan Taliban: Jangan Hukum Keluarga Saya

- 18 Agustus 2021, 10:45 WIB
Duka Pengungsi Afghanistan Atas Perebutan Kekuasaan Pemerintah dengan Taliban : Jangan Hukum Keluarga Saya
Duka Pengungsi Afghanistan Atas Perebutan Kekuasaan Pemerintah dengan Taliban : Jangan Hukum Keluarga Saya /STRINGER/REUTERS

SEMARANGKU – Konflik yang terjadi karena perebutan kekuasaan antara pemerintah yang didukung oleh Amerika dengan Taliban telah memakan banyak korban.

Selama 20 tahun konflik yang terjadi di Afghanistan telah menyebabkan perpecahan serta perang saudara antara warga Afghanistan sendiri.

Tak hanya itu, beberapa pengungsi Afghanistan pun harus rela terpisah dari keluarganya dan hanya dapat memantau dari kejauhan.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Anggota DPR RI Minta Pemerintah Segera Turun Tangan dan Evakuasi WNI di Afghanistan

Selama tiga hari ketika pasukan Taliban menyapu dengan kecepatan kilat menuju Kabul, seorang pengungsi Afghanistan di Perancis tidak dapat menghubungi keluarganya.

Mokhles R adalah salah satu pengungsi Afghanistan diantara ribuan pengungsi lainnya.

Mokhles telah berusaha untuk menghubungi orang tua, saudara dan keluarganya di Afghanistan ketika mengetahui Taliban berhasil mencapai Kabul.

Kabul telah berada di bawah kendali Taliban, mantan penerjemah pasukan militer barat di Afghanistan pun mengatakan bahwa ia sangat ingin mengeluarkan mereka dari sana.

Baca Juga: Rusia Sebut Afghanistan Lebih Aman di bawah Taliban daripada Dipimpin Presiden Ashraf Ghani

“Saya menunggu keajaiban terjadi,” kata pria berusia 35 tahun dikutip Semarangku melalui Reuters, yang dirahasiakan identitasnya untuk melindungi keluarganya.

“Tolong evakuasi keluarga saya. Nyawa mereka benar-benar terancam. Hanya karena pekerjaan saya, jangan hukum keluarga saya,” lanjutnya, yang terkadang diliputi emosi.

Melalui koneksi internet yang buruk, Mokhles R berhasil menghubungi seorang saudaranya dan berkata bahwa mereka dalam keadaan aman namun terlalu takut untuk keluar.

Mokhles merupakan salah satu dari ribuan orang yang bekerja dengan pasukan Barat selama 20 tahun dalam kampanye militer melawan Taliban.

Namun seperti sekarang dan sebelumnya pasukan tersebut masih takut untuk membalas serangan Taliban untuk diri mereka sendiri maupun keluarganya.

Akhirnya, Mokhles R pun melarikan diri dari Afghanistan pada tahun 2014.

Mokhles telah menyatakan kesedihannya karena ia tidak bisa melihat keluarganya selema kurang lebih tujuh tahun.

“Saya belum melihat (keluarga saya) selama tujuh tahun. Bisakah Anda bayangkan?” ujar Mokhles.

Kini ia menetap di sebuah hotel yang berada di Pantin yaitu pinggiran kota di timur laut Paris.

Surat suakanya memberikan Mokhles izin untuk mendapatkan hak makan sebanyak dua kali sehari tetapi ia tidak diizinkan untuk bekerja.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah