Harga Bitcoin Anjlok, pada Hari Pertama Sebagai Alat Pembayaran Sah di El Salvador

9 September 2021, 14:41 WIB
Harga Bitcoin Anjlok, pada Hari Pertama Sebagai Alat Pembayaran Sah di El Salvador /Pixabay

SEMARANGKU – Harga Bitcoin turun drastis pada hari Rabu 8 September 2021, dan mengalami kerugian terbesar dalam jangka waktu 2,5 bulan.

Dengan harga Bitcoin yang anjlok dikarenakan pembelian aset kripto bersejarah oleh El Salvador yang menyebabkan kekacauan dunia cryptocurrency.

Pertama kalinya dalam sejarah dunia, Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan Bitcoin menjadi alat pembayaran sah di negara tersebut sehingga membuat kehebohan dalam dunia cryptocurrency.

Baca Juga: Bitcoin Menjadi Pembayaran Legal Di El Salvador, Begini Penjelasan Presiden El Salvador

Pada hari pertama sebagai alat pembayaran sah, harga Bitcoin terakhir diperdagangkan pada $46.500, merupakan penurunan terbesar sejak 2 Juni 2021, yang mana harga tersebut pernah mencapai level tertinggi hampir empat bulan pada $52.596 sebelum jatuh sebesar 11,1%.

“Saya pikir penurunan tajam harga Bitcoin dikarenakan ada beberapa bentuk antisipasi menjelang pengumuman dari El Salvador, mirip dengan apa yang kami lihat menjelang listing Coinbase di Nasdaq,” ujar Henrik Andersson, kepala investasi di Apollo Capital, lembaga pendanaan aset kripto di Mellbourne, Australia.

Pada hari Selasa 7 September 2021, nilai mata uang digital turun sebesar 18,6% yang menyebabkan hilangnya lebih dari $ 180 miliar dari pasar uang digital.

Baca Juga: Wow! Nilai Tukar 1 Bitcoin Setara dengan 1 Unit Apartemen di Jakarta, Naik 400 Persen

Hari tersebut merupakan hari bersejarah bagi Bitcoin karena eksperimen El Salvador untuk menjadikannya sebagai alat pemabayaran yang sah dimulai dengan awal yang tidak mulus.

Sementara itu pada hari yang sama, sebanyak lebih dari 1.000 orang berkumpul dan berunjuk rasa di ibu kota El Salvador memprotes penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran sah di negara tersebut.

Para pengunjuk rasa membakar ban dan menyalakan kembang api di depan gedung Mahkamah Agung sekitar tengah siang hari waktu setempat, ketika pemerintah El Salvador mengerahkan polisi militer ke lokasi unjuk rasa.

“Ini adalah mata uang yang tidak akan bekerja untuk penjual pupusa, sopir bus atau pemilik toko,” ujar seorang penduduk San Salvador yang menentang penggunaan cryptocurrency. Pupusa yang dimaksud merupakan makanan tradisional khas El Salvador berbahan dasar jagung.

Protes tersebut bermula ketika Pemerintah El Salvador bergegas untuk mengatasi permasalahan teknis menjelang hari pertama penggunaan Bitcoin.

Sebelumnya, masyarakat El Salvador mencoba mengunduh aplikasi dompet digital cryptocurrency khusus buatan Pemerintah El Salvador yakni Chivo.

Ternyata aplikasi tersebut tidak tersedia di sejumlah appstore populer. Kemudian Presiden Nayib Bukele mengumumkan melalui Twitter bahwa pemerintah telah mencabut aplikasi tersebut untuk sementara, karena lemahnya server dalam menangani banyaknya permintaan.

Kemudian saat harga Bitcoin goyah, Nayib Bukele mengumumkan bahwa pemerintahannya telah membeli 150 Bitcoin tambahan pada hari pertama tersebut yang senilai sekitar $7 juta.

Menurut analis keuangan, langkah tersebut ternyata tidak dapat menghentikan jatuhnya harga Bitcoin.

“Tindakan tersebut telah menggarisbawahi kesulitan dalam mencoba melindungi nilai Bitcoin sebagai mata uangnya sendiri,” ujar Nana Otsuki, kepala ekonom di Monex Securities.

“Pembelian tambahan Bitcoin tersebut tampaknya tidak efektif dalam menghetikan kejatuhannya,” tambahnya.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler