Gambaran Suram Umat Manusia, Krisis Iklim Menjadi Penyumbang Terbesar Kehancuran Dunia

- 1 September 2021, 17:15 WIB
 Foto ilustrasi, para ilmuwan melukiskan gambaran suram umat manusia bagaimana krisis iklim menjadi penyumbang terbesar menuju kehancuran dunia/pixabay/Tumisu   
Foto ilustrasi, para ilmuwan melukiskan gambaran suram umat manusia bagaimana krisis iklim menjadi penyumbang terbesar menuju kehancuran dunia/pixabay/Tumisu   /

 

SEMARANGKU – Para ilmuwan memperingatkan kehancuran dunia akan segera terjadi jika manusia tidak mengatasi krisis iklim.

Ilmuwan telah melukiskan gambaran suram umat manusia bagaimana krisis iklim menjadi penyumbang terbesar menuju kehancuran dunia.

Mereka menegaskan bahwa krisis iklim akan menghasilkan penderitaan yang tak terhitung bagi umat manusia.

 Baca Juga: Disaat Ilmuwan Peringatkan Kode Merah Krisis Iklim, Indonesia Sibuk dengan Tambang Batu Baranya

Para ilmuwan mengatakan meskipun krisis iklim tidak secara langsung menyebabkan peristiwa kepunahan, tetapi dapat memainkan peran besar kehancuran.

Krisis iklim menyebabkan kelangkaan makanan dan air yang berpotensi memicu keruntuhan masyarakat dan memicu konflik global.

“Tidak ada alasan untuk membesar-besarkan ancaman iklim. Kebenarannya cukup buruk dan cukup alasan untuk mengambil tindakan dramatis,” kata Profesor Michael Mann dari studi ilmu atmosfer di Universitas Negeri Pennsylvania, dikutip dari Express 31 Agustus 2021.

Profesor Mann percaya peningkatan suhu global 3 oC menyebabkan runtuhnya infrastruktur sosial yang memicu kerusuhan dan konflik besar-besaran.

 Baca Juga: Ilmuwan Sebut Krisis Iklim Membuat Umat Manusia Beresiko Kena Malaria dan Demam Berdarah

Salah satu cara untuk menghentikan kehancuran akibat krisis iklim adalah dengan menciptakan keamanan pangan.

Pemanasan global berdampak negatif pada produksi pangan, termasuk meningkatkan defisit air dan dengan demikian mengurangi panen pangan.

Seorang peneliti dari Universitas Cambridge, Luke Kemp mempelajari bagaimana peradaban sebelumnya runtuh karena perubahan iklim.

Kemp mengatakan kepada Live Science bahwa peristiwa kepunahan hampir selalu melibatkan banyak faktor.

Dia berpikir manusia dapat punah karena perubahan iklim kemungkinan menjadi penyebab utama.

“Jika saya harus mengatakan, apa yang menurut saya merupakan penyumbang terbesar potensi kepunahan manusia menuju masa depan? Kemudian perubahan iklim, tidak diragukan lagi,” ujarnya.

Menurut Kemp, semua peristiwa kepunahan massal dalam sejarah Bumi telah melibatkan semacam perubahan iklim.

Bumi mengalami pendinginan yang menyebabkan kepunahan Ordovisium-Silur sekitar 440 juta tahun lalu dan memusnahkan 85 persen spesies.

Selain itu, sekitar 200 juta tahun lalu Bumi mengalami pemanasan yang menyebabkan punahnya Trias-Jurassic dan membunuh 80 persen spesies.

“Sementara Homo Sapiens jelas tidak punah, kami memiliki rekam jejak spesies hominid lain yang punah, seperti Neanderthal,” kata Kemp.

“Dan dalam setiap kasus ini, tampaknya sekali lagi, perubahan iklim memainkan semacam peran,” sambungnya.

Kemp mengatakan belum tahu persis mengapa Neanderthal punah sekitar 40.000 tahun lalu.

Namun, menurut Museum Sejarah Alam bahwa perubahan iklim mungkin telah memecah populasi mereka menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan terfragmentasi.

Para ahli mengatakan masih belum terlambat bagi kita untuk menghindari skenario terburuk akibat krisis iklim ini.

Jika manusia gagal mengurangi emisi karbon dalam satu dekade ke depan akan memperburuk cuaca ekstrim.

Mencairnya es akan mengakibatkan naiknya permukaan laut yang dapat menggenangi garis pantai di seluruh dunia.

Dampak krisis iklim akan membuat manusia kedepannya saling berebut makanan, air, dan ruang karena jumlahnya yang semakin sedikit.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah