SEMARANGKU – Peringatan kode merah krisis iklim oleh para ilmuwan diabaikan oleh Indonesia yang justru terus sibuk menambang batu bara.
Para ahli mengatakan Indonesia telah kehilangan kesempatan untuk meningkatkan ambisi perubahan iklim.
Menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow mulai 31 Oktober mendatang, Indonesia masih belum jelas dalam komitmennya menekan krisis iklim.
Disaat semua negara menargetkan nol emisi pada tahun 2060, Indonesia masih belum jelas tentang bagaimana sebenarnya untuk mencapai target tersebut.
“Kami tidak benar-benar melihat sesuatu yang baru. Tidak ada peningkatan komitmen sama sekali. Tidak ada angka baru,” kata Elrika Hamdi, analis keuangan energi di The Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), dikutip dari CNA 13 Agustus 2021.
Berdasarkan Dokumen Kontribusi Nasional (NDC), Indonesia berkutat pada janji 2016 untuk mengurangi emisi sebesar 29 persen.
Sementara, akhir tahun 2020 lalu internasional sepakat dengan mengurangi emisi sebesar 41 persen.