SEMARANGKU – Setelah temuan kasus virus corona varian baru B117 di Indonesia, muncul pertanyaan apakah untuk melawan varian baru ini menggunakan vaksin yang sama.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengandalkan vaksin Sinovac untuk melawan virus corona aslinya.
Perusahaan Pfizer dan BioNtech mengklaim bahwa vaksin yang mereka kembangkan ampuh melawan varian baru B117 asal Inggris.
Baca Juga: Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi Upayakan Area Resapan Air Lewat Pembangunan Lapangan Olahraga
Pihaknya mengutip dari sebuah riset di Jurnal Natural Medicine, yang menyebutkan vaksin Pfizer dan BioNTech menghasilkan antibodi yang menetralkan versi virus yang bermutasi.
Namun vaksin Pfizer dan BioNTech ini belum dilisensikan oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika.
Tetapi vaksin Pfizer dan BioNTech diizinkan untuk penggunaan darurat oleh FDA di bawah Emergency Use Authorization (UEA) untuk perang melawan pandemi ini.
Seperti yang diketahui vaksin Pfizer dan BioNtech hanya boleh dipakai oleh individu berusia 16 tahun ke atas.
Berikut adalah beberapa fakta vaksin Pfizer dan BioNTech dilansir dari laman pfizer.com :
- Bahan dalam pembuatan vaksin Pfizer-BioNTech
Vaksin Pfizer-BioNTech adalah vaksin messenger RNA (Mrna) yang memiliki komponen sintetis yang diproduksi secara kimiawi, dan komponen yang diproduksi secara enzimatis dari zat alami seperti protein.
Baca Juga: Vaksinasi Pedagang Pasar Solo, Ganjar Pranowo: Sasaran Pasar Klewer dan Pasar Legi
Vaksin ini tidak mengandung virus hidup. Bahan tidak aktifnya termasuk kalium klorida, kalium monobasic, fosfat, natrium klorida, natrium fosfat dihidrat dibasa, dan sukrosa.
- Uji coba vaksin Pfizer-BioNTech dipantau ketat
Uji coba dipantau secara ketat oleh Pfizer dan sekelompok pakar independen dari luar yang disebut Komite Pemantau Data (DMC).
- Vaksin Pfizer-BioNTech tidak mengubah DNA seseorang
Baca Juga: Vaksin Nusantara Vaksin COVID-19 Terbaru Buatan Anak Bangsa, Hasil Penelitian Dr Terawan
Vaksin mRNA membawa informasi sementara yang tidak terintegrasi ke dalam DNA manusia.
Menginstruksikan sel untuk menghasilkan protein lonjakan yang ditemukan di permukaan virus corona untuk memacu respon imun, termasuk pembentukan antibodi khusus untuk protein lonjakan SARS-Cov-2.
- Vaksin Pfizer-BioNTech tidak menyebabkan kemandulan
Dari perspektif ilmiah, perbedaan antara asam amino yang sebagian dibagi dengan protein di dalam plasenta cukup signifikan.
Sehingga sangat tidak mungkin vaksin Pfizer-BioNTech dapat menghasilkan respon yang akan merusak plasenta.
- Tidak ada reaksi alergi jika sesuai panduan
Sesuai yang direkomendasikan Centers of Disease (CDC), vaksin Pfizer-BioNTech tidak diuji pada orang dengan riwayat reaksi alergi terhadap vaksin. Secara keseluruhan, tidak ada sinyal reaksi alergi yang serius.
Dilansir dari laman cdc.gov, Jika mengalami alergi setelah mendapatkan dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech, CDC merekomendasikan agar tidak diberikan dosis kedua.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil Toyota Kena PPnBM 0 Persen, Beli Avanza di Nasmoco Jateng dan DIY Lebih Murah
Sebagai contoh, bila reaksi alergi dianggap parah perlu diobati dengan epinefrin atau EpiPen dan jika perlu dibawa ke rumah sakit.
- Vaksin belum dianjurkan kepada wanita hamil
Wanita hamil tidak terdaftar dalam uji coba vaksin Pfizer-BioNTech ini.
Pihaknya akan mengevaluasi vaksin pada wanita hamil dalam sebuah penelitian yang dimulai pada kuartal pertama 2021, setelah studi toksisitas perkembangan dan reproduksi selesai.
Baca Juga: Gawat! Penipuan Vaksin Covid-19 Mengintai Anda, Aksi dan Modus Berlahak jadi Nakes
Demikian 6 fakta vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yang diklaim ampun melawan corona varian baru B117.***