Cerita Pemilik UMKM yang Terpuruk Karena Covid-19 dan Bangkit Lagi di Masa Pandemi

- 4 September 2020, 14:16 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo gowes pagi sembari mengunjungi UKM Krupuk Yogi di Jl. Taman Suhada, Tlogosari, Semarang. Jumat (4/8)
Gubernur Ganjar Pranowo gowes pagi sembari mengunjungi UKM Krupuk Yogi di Jl. Taman Suhada, Tlogosari, Semarang. Jumat (4/8) /Humas Prov jateng

SEMARANGKU - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang mendapat pukulan telak dari pandemi Covid-19. Tidak sedikit usaha yang jatuh karena lesunya roda perekonomian selama berbulan-bulan dan terpuruk bisnisnya.

Namun di tengah kelesuan itu, masih ada di antara para pengusaha UMKM yang berusaha bertahan dan mencoba bangkit kembali. Bahkan ada UMKM yang tidak hanya bertahan tetapi justru bergerak ke arah lebih positif dengan memberikan spirit yang patut dibanggakan.

Seperti yang dilakukan oleh UMKM Andjani dan UMKM Kerupuk Yogi di Kota Semarang. Kedua UMKM itu memiliki cerita tersendiri yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terharu dan kagum saat menyambanginya di sela gowes pagi bersama istri Siti Atikoh Ganjar, Jumat 4 September.

Baca Juga: BLT UMKM Hingga Kartu Prakerja Gelombang 7, Ini Daftar Bantuan dari Pemerintah, Cek Persyaratannya

Baca Juga: Harga Sepeda Lipat United Bike Terbaru Bulan September 2020, Mulai 1 Jutaan!

Seperti biasa, dalam gowes pagi itu Ganjar Pranowo dan istri menyusuri jalan dan gang-gang kampung di sekitar Kota Semarang. Gowesan Ganjar kali ini membawanya ke kompleks pemukiman di Jalan Jeruk IV nomor 29, Lamper Tengah, Kota Semarang.

Tepatnya di sebuah rumah mantan karyawan Perhutani bernama Novi Sri Rejeki sekaligus pemilik UMKM Andjani yang memproduksi tas dari bahan limbah jahit atau kain perca yang dikombinasikan dengan kulit.

Di tempat ini Ganjar Pranowo mendengarkan cerita dari Novi yang mengaku bisnisnya sempat lesu dan jatuh karena terpukul pandemi Covid-19. Jatuh paling terasa adalah saat penjualan produksi tas cewek dari kain perca tenun dan batik serta bermotif tokoh wayang itu merosot tajam hingga 40 persen.

Baca Juga: BLT Otomatis Masuk Rekening Jika Kamu Melakukan 4 Hal Ini!

Baca Juga: Peringati HUT Kemerdekaan RI, Bukalapak Beri Dukungan Untuk Produk Lokal dan UMKM

Bahkan pada bulan April sampai lebaran UMKM Andjani sempat merumahkan sejumlah karyawan sebelum akhirnya mempekerjakan kembali semua karyawan sesuai standar protokol kesehatan hingga saat ini.

"Ada dua yang menarik tadi. Pertama tas, jualan tas (olahan) dari limbah (kain perca) tetapi punya nilai jual yang sangat tinggi. Meskipun terpukul Covid-19 dan sempat turun sampai sampai 40 persen tetapi sekarang bisa recovery 80 persen sehingga masih minus 20 persen dibanding rata-rata penjualan sebelumnya," kata Ganjar Pranowo.

Penurunan penjualan itu dikarenakan UMKM Andjani memiliki segmentasi sendiri untuk konsumen tas produksinya. Selama pandemi ini, masih banyak konsumen yang berpikir ulang untuk membeli barang selain kebutuhan pokok.

Baca Juga: Diskon Listrik PLN Bulan September 2020, Simak Cara Dapatkan Diskonnya Lewat Situs PLN dan WhatsApp

Baca Juga: Dipercaya Sebagai Penyalur Banpres Berikut Deretan Program Pemerintah yang Pernah digarap BNI

UKM Andjani tetap bertahan dan justru bangkit karena sudah memiliki pondasi dengan merambah market place dan penjualan online.

"Ini kenapa mau kita dorong terus, UMKM kita cek terus mereka ternyata mencoba untuk survive, bertahan sendiri, bagaimana menjual online. Nah inilah, pemerintah yang coba mendampingi mereka membantu agar penjualannya bisa naik. Maka kemudian ada kemarin gerakan, umpama dengan BI ada pameran virtual berbulan-bulan sampai bulan Desember. Ternyata dari itu dibeli oleh banyak orang. Tentu belum banyak sih kapasitasnya tetapi lumayan," jelas Ganjar Pranowo mengenai UMKM yang baru dikunjunginya itu.

Baca Juga: Lowongan Kerja PT Patra Jasa untuk Lulusan SMA, D3, S1, Ini Posisi & Cara Daftarnya!

Baca Juga: Timor Leste Ingin Gabung Indonesia, Ini Fakta Menariknya!

Pabrik Kerupuk Serap Korban PHK

Di sisi lain, dalam kunjungan ke Pabrik Kerupuk Yogi di Jalan Taman Suhada III, Tlogosari, Pedurungan, Semarang, Ganjar menemukan hal yang juga membuatnya terharu dan kagum.

Pabrik kerupuk yang tidak terlalu besar itu justru mengalami peningkatan penjualan sebanyak 20 persen selama pandemi ini.

Tidak hanya itu, pabrik kerupuk milik Kasno itu ternyata juga memiliki spirit yang luar biasa. Itu karena mereka mampu menyerap karyawan baru, khususnya mereka yang menjadi korban PHK. Para korban PHK tersebut dipekerjakan sebagai reseller atau pengantar kerupuk ke pasar dan warung-warung.

Baca Juga: Biaya Bea Materai Naik Jadi Rp 10 Ribu, Menkeu: Berlaku Per 1 Januari 2021

Baca Juga: Gara-Gara Harga Anjlok, Ganjar Pranowo Perintahkan ASN Borong Sayur Petani Agar Tak Merugi

"Kedua, saya tadi cukup terharu. Kerupuk ternyata peningkatan penjualannya sampai 20 persen. Mereka spiritnya luar biasa dan yang membikin terharu lagi ialah pabrik kerupuknya ini menyerap orang-orang yang di-PHK untuk menjadi reseller kerupuk terus menjadi pengantar kerupuk sehingga banyak orang bisa mendapatkan manfaat dari bisnis kerupuk itu. Ini sesuatu yang luar biasa gotong royongnya hebat," kata Ganjar Pranowo yang menyempatkan diri melihat para karyawan membuat kerupuk. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x