Pasokan Oksigen di Jawa Tengah Terkendala Distribusi

- 13 Juli 2021, 18:44 WIB
Stok oksigen di Jawa Tengah sudah mencukupi, tapi terkendala teknis distribusi.
Stok oksigen di Jawa Tengah sudah mencukupi, tapi terkendala teknis distribusi. /Dok Humas Pemprov Jawa Tengah/

SEMARANGKU - Oksigen untuk membantu pasien Covid-19 di Jawa Tengah dipastikan aman.

Meski begitu, pasokan oksigen di rumah sakit justru terkensala distribusi.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat Rakor Ketersediaan Oksigen Medis Jawa Tengah di kantornya, Selasa, 13 Juli 2021.

Baca Juga: Layanan Nomor Ambulas Oksigen, Plasma, Rumah Sakit di Jawa Tengah, Bisa WhatsApp

Pada rakor tersebut, Ganjar berupaya menutup kekurangan pasokan oksigen di wilayahnya.

Sejumlah upaya dan alternatif mempercepat penambahan suplai serta distribusi pun diambil dengan mengedepankan situasi kedaruratan.

Akhirnya muncul lima alternatif. Dari teknis distribusi yang terkendala akses rumah sakit, konversi oksigen industri ke kesehatan, penghematan oksigen oleh rumah sakit, instalasi oksigen generator, hingga penggabungan perusahaan suplier oksigen.

"Kita mencoba meminta melalui pemerintah pusat, mbok dikonversi. Konversi lah yang dari industri ke kesehatan, agar (kekurangan) bisa terpenuhi," ujar Ganjar.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Masalah lainnya adalah teknis pengiriman. Sebab seringkali transporter atau pengangkut oksigen isotank yang berukuran besar (isotank) tidak bisa masuk ke rumah sakit.

"(Transporter) yang gede-gede ini tidak mungkin karena rata-rata rumah sakitnya tidak menyiapkan (jalan masuk) yang lebih lebar. ‘Waduh pak ada gapurane, ada pagere pak’, nah saya bilang kalau  seperti itu dirobohkan aja gapuranya wong sudah darurat," tegas Ganjar.

Penggunaan oksigen generator di rumah sakit menjadi opsi yang menarik dibahas.

Sebab dengan begitu, rumah sakit bisa memproduksi oksigennya sendiri.

Namun hal ini jelas tidak bisa instan karena peralihan ke oksigen generator butuh waktu untuk instalasi.

Alternatif lainnya yakni penghematan oksigen di rumah sakit. Caranya dengan mengganti alat dari HFNC (High Flow Nasal Cannula) ke Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) yang aliran oksigennya tidak terlalu tinggi. Selain itu, harganya lebih terjangkau.

"Itu sudah dipraktekkan di rumah sakit Moewardi. Maka tadi kita sampaikan sama persi (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) apakah setuju, minimal dari sisi penghematan. Jadi gerakannya di hulu kita mencari, transporternya aman, rumah sakit bisa berhemat tapi ini sustain. Sehingga kemudian stok yang ada di rumah sakit itu mencukupi untuk mengcover pasien," tegasnya.

Selain itu, Ganjar juga berencana menggabungkan kelola perusahaan supplier dengan distributor oksigen di masa darurat ini.

Sehingga pelaksanaannya bisa terbuka dan lebih cepat mengatasi ketersediaan oksigen ini.

"Perusahaan-perusahaan supplier yang ada, distributor yang ada kita mau gabungkan agar punya MoU sehingga menjadi open akses, kalau nggak kan nanti sendiri-sendiri, ‘ini punyaku kok saya nggak mau setor sana kok’, nggak bisa, ini kondisi darurat," tandas Ganjar. ***

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah