Antisipasi Perayaan Tradisi Syawalan Seminggu Setelah Idul Fitri, Ganjar Pranowo: Semuanya Siaga 

- 19 Mei 2021, 07:30 WIB
Antisipasi Perayaan Tradisi Syawalan Seminggu Setelah Idul Fitri, Ganjar Pranowo: Semuanya Siaga 
Antisipasi Perayaan Tradisi Syawalan Seminggu Setelah Idul Fitri, Ganjar Pranowo: Semuanya Siaga  /Dok Humas Prov Jateng
 
SEMARANGKU - Perayaan tradisi Syawalan seminggu setelah hari raya Idul Fitri, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo minta seluruh Bupati dan Walikota mengantisipasi keramaian. 
 
Menjelang perayaan tradisi Syawalan yang diadakan seminggu setelah hari raya Idul Fitri, seluruh Bupati/Wali Kota diminta untuk mengantisipasi keramaian. 
 
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh Bupati/Wali Kota di wilayahnya untuk mengantisipasi keramaian perayaan tradisi syawalan atau lebaran ketupat, tepat seminggu setelah hari raya Idul Fitri. 
 
 
"Kita tadi rapat dengan Menkes dan Mendagri dan diingatkan soal lebaran ketupat atau syawalan. Kan model lebaran di kita itu ada dua, lebaran idul fitri dan lebaran ketupat atau kupatan. Nah itu akan jatuh di hari Kamis 20 Mei 2021 nanti. Semuanya harus siaga," kata Ganjar. 
 
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai menghadiri rapat penanganan Covid-19 di kantornya, Selasa 18 Mei 2021.
 
Tak hanya itu, biasanya banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat saat perayaan tradisi syawalan. 
 
Pasalnya, tidak menutup kemungkinan terjadi pergerakan masyarakat pada acara perayaan tradisi Syawalan itu.
 
Ganjar meminta kepada seluruh Bupati/Wali Kota di wilayahnya untuk memastikan bahwa tradisi syawalan yang digelar oleh masyarakat, tidak melanggar protokol kesehatan.
 
 
"Kalau itu membikin kerumunan, ndak boleh. Tapi kalau dibatasi silahkan diatur. Teman-teman Kabupaten/Kota sampai level desa, Camat dan Lurah harus bekerjasama dengan Babinsa/Babinkamtibmas untuk mengatur. Kalau tidak bisa diatur, harus tidak diizinkan," tegasnya.
 
Apalagi lanjut Ganjar, pelarangan mudik lebaran dari pemerintah telah berakhir pada 17 Mei kemarin. 
 
Sehingga, ada kemungkinan orang akan melakukan mudik setelah tanggal itu, untuk dapat merayakan tradisi syawalan bersama keluarga.
 
"Maka itu jadi catatan kita, Kamis besok harus siap-siap karena kemungkinan akan adanya arus masyarakat mudik setelah pembatasan-pembatasan kemarin dilakukan. Tentu saya berharap, masyarakat tetap tinggal di tempat dan tidak mudik," tutur Ganjar.
 
Selain itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga meminta kepada seluruh Bupati/Wali Kota untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran. 
 
Selama masa 14 hari usai lebaran ini, semua pihak yang terkait, diminta untuk siaga di daerah masing-masing.
 
 
"Semuanya harus menyediakan tempat untuk antisipasi situasi 14 hari setelah lebaran dan 14 hari setelah lebaran kupat. Rumah sakit harus siaga, tempat-tempat isolasi harus ditambah, ICU dan juga tempat isolasi terpusat harus disiapkan termasuk SDM, obat-obatan dan lainnya. Kami juga ingin agar semuanya bekerja keras untuk menurunkan angka kematian agar lebih baik," pungkasnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo mengatakan, belum ada peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa hari ini pasca lebaran 2021. 
 
Beberapa daerah memang ada sedikit peningkatan Covid-19 seperti Kabupaten Semarang, Demak, Pati, Kudus dan Grobogan. 
 
"Tapi itu bukan dari pemudik, itu lebih banyak dari kasus yang muncul tinggi beberapa waktu lalu, yakni klaster keluarga," kata Yulianto.
 
Dalam perayaan tradisi Syawalan seminggu setelah hari raya Idul Fitri, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo minta seluruh Bupati/Wali Kota untuk mengantisipasi keramaian.*** 
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah