Kunjungan Kerja ke Salatiga, Ganjar Pranowo Cek Langsung Simulasi Sekolah Tatap Muka

- 17 Maret 2021, 16:30 WIB
Ganjar Pranowo meninjau sekolah tatap muka di Salatiga
Ganjar Pranowo meninjau sekolah tatap muka di Salatiga /Dok Humas Prov Jateng
 
 
SEMARANGKU - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan kerja untuk mengecek langsung persiapan sekolah tatap muka di Kota Salatiga.
 
Didampingi Wali Kota Salatiga, Yulianto, Ganjar Pranowo berkeliling ke beberapa sekolah melihat langsung pelaksanaan simulasi belajar tatap muka di SD hingga SMA.
 
Sekolah tatap muka sudah mulai berjalan di beberapa wilayah di Jawa Tengah salah satunya di Salatiga.
 
Ada pembatasan sekolah tatap muka ini dan siswa juga dibatasi serta diberikan jadwal kehadiran nantinya.
 
 
 
 
"Saya ingin memastikan semua melaksanakan itu. Tadi di SMA belum mulai, karena baru mulai rapat. Di SMP dan SD semua sudah berjalan dan saya lihat bagus, mereka berangkat diantar orang tua, ada yang jalan kaki, jumlah maksimal pernah kelas hanya 50 persen dan jam pembelajarannya hanya 90 menit. Jadi mudah mudahan bisa berjalan dan siswa lebih mudah menerima pelajaran," kata Ganjar. 
 
Beberapa sekolah yang dikunjungi Ganjar antara lain SMAN 2 Salatiga, SMKN 1 Salatiga, SMPN 6 Salatiga dan SDN Dukuh 01 Salatiga. 
 
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengunjungi sekolah-sekolah tersebut, untuk memastikan semua sarana prasarana telah terpenuhi saat sekolah mulai menggelar simulasi pembelajaran tatap muka.
 
Di SMAN 2 dan SMKN 1 Salatiga, belum dimulai simulasi pembelajaran secara tatap muka. Pihak sekolah baru menggelar rapat dengan wali murid dan komite sekolah terkait persiapannya.
 
 
 
Sementara di SMPN 6 Salatiga dan SDN Dukuh 01 Salatiga, proses simulasi belajar mengajar tatap muka sudah dimulai.
 
Di dua sekolah tersebut, para siswa sudah mulai simulasi belajar tatap muka dengan protokol yang ketat, jumlah siswa dibatasi maksimal 50 persen dan jam belajar hanya 90 menit.
 
Ganjar meminta bagi semua sekolah yang mulai simulasi pembelajaran tatap muka, memastikan sarana prasarana protokol kesehatan harus berjalan.
 
Harus ada tim asesor yang memantau prokes berjalan 100 persen di semua sekolah yang akan melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka.
 
"Harus 100 persen, tidak boleh 99,9 persen. Ya fasilitasnya, prosedurnya, sarana prasarananya dan lainnya. Guru harus memastikan itu berjalan, dan Disdikbud saya minta mengontrol langsung dan memastikan semuanya berjalan," tegasnya.
 
 
"Makanya, tim asesor harus benar-benar melakukan assesmen, SOP dan protokol kesehatan harus dipegang betul. Kalau terjadi pelanggaran ya harus diberikan tindakan tegas. Nanti saya akan pantau langsung, " katanya. 
 
Tidak hanya siswanya, Ganjar juga meminta para guru juga disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Sebab faktanya, beberapa waktu lalu, ada guru yang positif virus Covid-19.
 
Menurut Ganjar, pelaksanaan pembelajaran tatap muka, sebelumya harus melalui tahap uji coba. Saat inilah waktu yang tepat untuk melaksanakan tahap uji coba tersebut. 
 
"Sekarang uji coba, jadi Juli nanti mungkin pelaksanaannya akan sedikit massal. Namun saya sudah komunikasi ke Mendikbud agar tetap mempertimbangkan zonasi, kalau yang merah ya jangan. Termasuk kami mendorong agar Kemenkes memprioritaskan para guru dan tenaga pendidik segera divaksinasi," pungkasnya.
 
Pada kesempatan itu, para siswa yang bisa kembali masuk ke sekolah mengatakan sangat senang. Menurut mereka, pembelajaran tatap muka lebih mudah dipahami dibandingkan sistem daring.
 
 
 
"Senang sekali bisa kembali ke sekolah, karena bisa bertemu teman-teman. Sekolah daring hampir setahun, kadang rasanya jenuh dan nggak paham materi. Kalau tatap muka seperti ini, kita lebih paham karena dijelaskan langsung oleh guru," kata Ivana Clarista, salah satu siswi SMPN 6 Salatiga.
 
Hal yang sama juga disampaikan Ardan, siswa SDN Dukuh 01 Salatiga. Ardan mengatakan merasa senang bisa kembali belajar di sekolah karena bisa bertemu dengan guru dan teman-temannya di sekolah. 
 
"Kalau sekolah di rumah susah, nggak bisa tanya. Saya lebih senang belajar di sekolahan daripada di rumah," katanya.
 
Mereka para siswa juga mengatakan bahwa telah diajarkan untuk selalu menjaga jarak, rajin mencuci tangan menggunakan sabun,pakai masker dan menghindari kerumunan. Mereka, para siswa juga telah memahami bagaimana cara menjaga diri agar tidak tertular virus Covid-19.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x