Pangdam IV Diponegoro dan Kapolda Jateng Rapat Tentang Covid-19, Tradisi Adalah Salah Satu Penyebabnya

23 Juni 2021, 16:45 WIB
Pangdam IV Dan Kapolda Jateng Rapat Tentang Covid-19, Tradisi Adalah Salah Satu Penyebabnya /Dok Humas Polda Jateng

SEMARANGKU - Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dan Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi telah melakukan rapat koordinasi.

Rapat yang diadakan oleh Pangdam IV Diponegoro beserta Kapolda Jateng tersebut akan membahas  terkait dengan Percepatan Penanganan Covid-19 yang ada di wilayah Jateng.

Sedangkan lokasi yang digunakan untuk rapat penanganan Covid-19 tersebut berada di Dekanat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM).

Baca Juga: Kudus Ada Operasi Yustisi Setiap Hari dan PPKM Ketat, Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro Turun Langsung

Diharapkan rapat tersebut dapat membantu menyelesaikan permasalahan pandemi covid-19 yang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Dalam dua kali lebaran jajaran Polda Jateng sudah melakukan upaya penyekatan.

Kapolda memberikan penjelasan pada rapat koordinasi tersebut jika Kapolres beserta jajarannya telah melakukan proses pendataan pemudik yang berasal dari luar Jawa Tengah.

Dalam proses pendataan arus mudik tersebut telah tercatat 400.800 pemudik yang memang dianjurkan untuk melakukan swab pada posko PPKM Mikro.

Hasil yang didapatkan dari proses swab yang dilakukan setidaknya terdapat 45 orang dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Kunjungan Ke Wonogiri, Pangdam IV Diponegoro Dan Kapolda Jateng Pastikan Penanganan Covid-19 Berjalan Baik

Proses swab dan pendataan tak hanya dilakukan ketika arus mudik saja. Namun ketika para pemudik melakukan arus balik juga dilakukan hal yang sama.

Lokasi untuk melakukan proses tersebut berada didalam 10 pintu masuk Jawa Tengah. Sedangkan alur yang digunakan adalah legal standing.

Para pemudik yang telah melakukan proses swab nantinya kendaraan yang digunakan akan mendapatkan penempelan stiker.

"Namun yang jadi patokan saya adalah 400.8000 (Empat Ratus Tiga Ribu)  pemudik yang masuk Jateng," ujar Kapolda.

Kapolda memberikan penjelasan jika kurang lebih dalam seminggu setelah arus balik berlangsung angka penularan Covid-19 masih bisa diatasi.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama.

Sebab setelah tiga minggu berlalu lonjakan kasus Covid-19 mulai naik di seluruh wilayah kabupaten maupun kota.

"Setelah saya analisa lonjakan itu bukan semua karena faktor mudik tetapi tradisi di tempat kita itu yang menyebabkan," kata Kapolda.

Tradisi yang menyebabkan kondisi tersebut adalah seperti prosesi halal bihalal, keramaian di area ziarah, hingga kunjungan ke tempat wisata.

"Masyarakat kita itu tidak mengenal covid,  saya berfikir ini penyebabnya, masyarakat jenuh kemudian protokol sudah lupa karena menganggap angka covid saat itu flat dan biasa-biasa saja yang akhirnya meledak sampai sekarang tidak terkendali," tambah Kapolda.

Angka tertinggi Covid-19 Jawa Tengah yang telah dikonfirmasi adalah 4.000. Data tersebut terhitung ketika pasca mudik masa inkubasi covid-19 di Jawa Tengah.

Selain itu, Jawa Tengah dan DKI Jakarta telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejak 3 minggu pasca arus balik terjadi. ***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler