Terbongkar! Angka Kematian Covid-19 di Jateng Lebih Tinggi Dari yang Dilaporkan ke Pusat

3 Desember 2020, 18:47 WIB
Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah / Humas Prov Jateng /

SEMARANGKU – Data angka kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) diduga ditutupi. Sebab terjadi perbedaan data yang sangat besar dari yang sesungguhnya.

Angka kematian akibat Covid-19 di Jateng yang dilaporkan Satgas Covid-19 pusat disebut hanya setengah dari angka kematian yang sebenarnya.

Data angka kematian itu diungkap oleh Inisiator Kawal Covid-19. Mereka mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan kasus Covid-19 di 35 kabupaten dan kota di Jateng.

Baca Juga: Ganjar Imbau Warganya Tetap di Rumah Saat Libur Akhir Tahun dan Singgung Sekolah Tatap Muka

Baca Juga: Hakordia 2020 Diperingati Virtual, Ganjar: Hari Ini Masyarakat Mulai Melek Akan Integritasnya

Inisiator Kawal Covid-19, Ainun Najib mengatakan karena terjadi perbedaan data yang begitu besar, maka hal itu harus menjadi perhatian Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

“Salah satu permasalahan di Jateng adalah masalah angka kematian. Terjadi perbedaan dengan yang dilaporkan ke pusat,” kata Ainun Najib di acara Mata Najwa, Rabu 2 Desember 2020.

Lalu berapa angka sebenarnya yang dicatat oleh Inisiator Kawal Covid-19? Ainun mengatakan angka kematian akibat Covid-19 di Jateng yang dilaporkan ke pusat sejauh ini adalah 2.393 kasus.

Baca Juga: Saling Tuduh! Penjabat AS: Israel Dalang Pembunuhan Ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh

Baca Juga: Hati-hati, 6 Daerah di Jateng yang menggelar Pilkada Masuk Zona Merah Covid-19

Namun kenyataanya, berdasarkan semua website Covid-19 di daerah, total kematian di Jateng mencapai 4.566 kasus.

Artinya, angka yang dilaporkan hanya separuh dari angka kematian yang sebenarnya. Hal itu harus menjadi catatan jika memang akan dilakukan sinkronisasi data.

Karena sebelumnya Gubernur Jawa Tengah meminta dilakukan penyamaan data dengan pemerintah pusat. Sebab Jateng disebut sebagai salah satu wilayah dengan jumlah lonjakan kasus tertinggi. Hal itu pun tidak diterima oleh Gubernur Ganjar Pranowo dengan alasan terjadi dobel data.

Baca Juga: Ungkap Alasan Tetap Gelar Pilkada 2020, DPR RI: Jika Ditunda, Daerah Tidak Akan

Baca Juga: Jawa Tengah Dilanda Cuaca Ekstrem, Wilayah Berikut Bakal Alami Hujan Es Hingga Puting Beliung!

Selanjutnya Ainun juga menegaskan jika angka persentase angka kematian yang terjadi di Indonesia juga jauh lebih besar dibandingkan dari negara-negara lain.

Dengan usia warga yang rata-rata muda, lanjutnya, harusnya angka kematian di Indonesia ada pada kisaran 0,2-0,4 persen.

Kenyataanya, angka kematian di Indonesia jauh lebih besar dari angka itu.

Baca Juga: Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz Terpapar Covid-19, Benar atau Tidak? Cek Faktanya di Sini

Baca Juga: Asik Telkomsel Bagi Hadiah Rp 5 Juta Lagi, Syarat Mudah Cukup Punya Angka Ini, Buruan Daftar

Sementara kapasitas testing dan tracing di Indonesia juga jauh di bawah standar WHO.

Jika melihat kondisi itu, maka wabah sebenarnya tidak tergambarkan dari apa yang disampaikan oleh Satgas Covid-19 dalam laporan hariannya.

“Jangan-jangan wabah pandemi ini sesungguhnya 10 kali lipat dari yang ada saat ini,” tandas Ainun. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Trans 7

Tags

Terkini

Terpopuler