Tes PCR Covid-19 Jateng Tembus 70 Ribu, Lampaui Target WHO, Ganjar: Testing Tidak Boleh Berhenti

30 November 2020, 15:30 WIB
Ganjar Pranowo tunjukkan data kasus positif Covid-19 di Jateng. /Semarangku/Dok Humas Prov Jateng

SEMARANGKU – Tes PCR Jawa Tengah tembus angka 70 ribu dan lampaui target dari badan kesehatan dunia yaitu WHO, berikut tanggapan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan tracing atau pelacakan.

Bahkan, baru-baru ini diketahui Jawa Tengah telah melakukan tes PCR ke 70 ribu jiwa di mana jumlah tersebut melampaui target tes yang ditetapkan WHO.

Baca Juga: Golkar Dukung Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo, Klaim Bisa Sumbang 27 Ribu Suara

Baca Juga: Buntut Kerumunan Massa, Habib Rizieq Diperiksa Polda Metro Jaya Besok 1 Desember

Dalam standar tes Covid-19 yang ditetapkan WHO, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah 1/1000 penduduk perminggu.

Jika melihat jumlah penduduk Jawa Tengah sekitar 34 juta, maka standarnya ada 34.000 orang yang dites di Provinsi ini.

“Jumlah testing PCR di Jawa Tengah pada minggu ke-48 adalah 70.053 tes. Padahal sesuai target WHO yang mensyaratkan 1/1000 penduduk perminggu, seharusnya hanya 34.000 warga yang dites.  Jadi, jumlah tes kita dua kali lebih tinggi dari target WHO,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo ditemui di kantornya, Senin (30/11).

Baca Juga: SIMAK! Gunakan Nomor Ini Kuota Internet Gratis Kemdikbud November Dijamin Tak Akan Masuk ke HP

Baca Juga: Kondisi Terkini Wagub DKI Jakarta Riza Patria yang Dikonfirmasi Positif Covid-19

Yulianto menerangkan, tingginya tes di Jateng ini tentu berpengaruh pada tingginya angka kasus positif Covid-19. Sebab semakin banyak tes yang dilakukan, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan.

“Ini yang perlu diketahui masyarakat. Jadi masyarakat harus paham, kalau kasus ditemukan banyak karena tesnya banyak, itu hal yang positif. Artinya, kita semua bisa tahu lebih dini, sehingga bisa memberikan respon yang lebih cepat. Kalau jumlah tesnya sedikit, tentunya yang diketahui hasilnya sedikit,” jelasnya.

Yulianto menerangkan, upaya menggejot testing sesuai target WHO sepertinya tidak dilakukan oleh semua daerah di Indonesia. Ia menyebut, masih banyak provinsi lain yang belum mencapai target tes yang ditetapkan WHO itu.

Baca Juga: Akhir-Akhir Ini Suhu Terasa Lebih Dingin, BMKG dan BNPB Beri Penjelasan

Baca Juga: Habib Rizieq Takut Penuhi Panggilan Kepolisian, Mahfud MD: Jika Merasa Sehat Penuhi Panggilan

Dari data Satgas Covid-19 pusat menyebutkan, pada minggu II November lalu, jumlah tes PCR di Jawa Tengah sudah mencapai 1.416 tes. Jumlah itu lebih tinggi dibanding denga Jawa Barat yang hanya melakukan tes sebanyak 789 tes PCR perminggu dan Jawa Timur sebanyak 820 tes seminggu.

“Provinsi lain memang belum banyak yang sudah sesuai target WHO. Yang tidak mencapai itu masih banyak. Itu hanya perbandingan saja, ukurannya itu kan 1/1000 penduduk perminggu,” tegasnya.

Tingginya testing tersebut lanjut Yulianto memang berdampak pada tingginya angka positif Covid-19 di Jawa Tengah. Namun dengan masifnya pengetesan, dapat diketahui siapa saja yang positif, sehingga dapat dilakukan treathment dengan baik dan benar.

Baca Juga: Ayo Cek Penerima BLT APB Kemdikbud Rp 1 Juta di apb.kemdikbud.go.id, 7 Kelompok Gagal Dapat

Baca Juga: Nomor untuk Lapor Jika Kuota Internet Gratis Kemendikbud Belum Cair di Telkomsel, Indosat, Tri, Axis

“Dengan begitu, angka kematian bisa terus ditekan. Dan itu terbukti dengan terus turunnya angka kematian di Jawa Tengah tiap minggunya,” jelasnya.

Pada Minggu ke-44 lanjut Yulianto, angka kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah mencapai 5,11. Angka itu terus mengalami penurunan di angka 4,94 di Minggu ke-45, turun lagi menjadi 4,62 pada Minggu ke-46, turun lagi 4,49 pada Minggu ke-47 dan sekarang menjadi 4,25.

“Jadi semakin dini ditemukannya kasus positif dengan peningkatan testing itu, maka treathmentnya semakin bagus. Tentu itu sangat berdampak pada turunnya angka kematian di Jawa Tengah dan meningkatnya angka kesembuhan,” terangnya.

Baca Juga: Kemenparekraf RI Beri Hadiah Uang Rp 3 Juta untuk Pelaku Usaha UMKM, Simak Syarat dan Cara Dapatnya

Baca Juga: Alasan Persib Bandung Buka Markas Baru di Pati Jawa Tengah, Mess bisa Tampung 60 Orang

Meski terjadi kenaikan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah, Yulianto menegaskan kondisi fasilitas kesehatan masih aman. Tempat tidur di rumah sakit, ruang ICU hingga tempat-tempat isolasi lainnya masih mencukupi.

“Saat ini kami menyiapkan 6000 bed tempat tidur isolasi di rumah sakit, dan baru terpakai sekitar 74%. Sementara kalau ICU, kami menyiapkan sekitar 500 ICu, dan baru terpakai 44%. Untuk tempat tidur, sebenarnya total tempat tidur rumah sakit di Jateng itu ada 36.000 dan semuanya bisa dipakai untuk isolasi perawatan Covid-19 termasuk tempat lainnya,” pungkasnya.

Di lain kesempatan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan akan terus menggenjot testing di Jawa Tengah. Menurutnya, hanya dengan cara itu maka rantai penyebaran Covid-19 akan bisa diputuskan. Meskipun dampaknya, jumlah kasus positif di Jateng akan terus meningkat.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 30 November, Haati-hati! Akan Terjadi Ini di Malam Hari

Baca Juga: 3 Langkah Cepat Daftar BLT Banpres UMKM Rp2,4Juta Langsung Dapat SMS BPUM BRI Cair

 “Testing tidak boleh berhenti,” katanya.

Ganjar juga meminta masyarakat untuk disiplin menjaga protokol kesehatan. Segenap tokoh agama, tokoh masyarakat juga diminta untuk terus berkampanye melakukan edukasi terkait penerapan protokol kesehatan di masyarakat.

“Edukasi soal protokol kesehatan harus terus ditingkatkan, dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan elemen masyarakat lainnya. Intinya, semua masyarakat harus disiplin menjaga protokol kesehatan itu,” tegasnya.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Tags

Terkini

Terpopuler