Liga 1 Dihentikan Sementara. Berapa Gaji Pemain PSIS Semarang Saat Pandemi?

- 8 Juli 2020, 14:00 WIB
CEO PSIS Yoyok Sukawi. / Andri Sanjaya
CEO PSIS Yoyok Sukawi. / Andri Sanjaya /

 

SEMARANGKU - Manajemen PSIS Semarang tetap menjamin kesejahteraan pemainnya di tengah pandemi Covid-19 dengan komitmen tetap memberi gaji kepada pemain hingga akhir tahun. Apapun situasinya.
 
Sebelumnya, PSSI membuat aturan pembayaran gaji bagi para pesepakbola profesional dan official tim di Liga 1 dan Liga 2 maksimal 25 persen selama masa pandemi Covid-19. Dan selama kompetisi dihentikan dengan status force majeure periode Maret hingga Juni.
 
Sementara untuk bulan sisanya atau bulan setelahnya, PSSI belum merilis lagi mengenai kebijakan pembayaran gaji kepada pemain.
 
 
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mengatakan, untuk saat ini pihaknya menjamin pembayaran gaji setelah bulan Juni berlalu sudah tidak ada masalah.
 
Meski kompetisi dihentikan, dan membuat klub tak mendapat pemasukan utamanya dari segi tiket penonton, para pemain PSIS Semarang tetap dijamin mendapatkan kompensasi gaji sebesar 10 persen tiap bulannya.
 
"Kalau PSIS Semarang, saat ini sudah clear. Kita 100 persen pemain dan official sudah menandatangani kontrak penyesuaian dengan adanya Covid-19. Di situ ada klausul apabila liga tidak ada, maka setiap bulan pemain tetap dapat kompensasi 10 persen gaji," jelas Yoyok, Rabu (8/7/2020).
 
 
Bila nilai 10 persen tersebut tidak mencapai angka UMR Kota Semarang, maka pemain yang bersangkutan kompensasi gajinya akan disetarakan dengan gaji UMR.
 
"Jadi dengan tidak adanya kejelasan, mereka akan dapat terus sampai Desember. Tapi begitu nanti ada Liga, semuanya kembali normal. Atau kalau ada petunjuk dari PSSI. Sehingga pemain PSIS tidak masalah. Bulan Juni sampai Desember mereka sudah dapat pegangan. Minimal 10 persen. Atau minimal UMR," jelas pria yang juga anggota DPR RI Komisi X tersebut.
 
Jika para pemain dan official tim PSIS Semarang sudah tak perlu risau dengan jaminan gaji, Yoyok mengatakan hal berbeda justru ia dapati pada kondisi finansial tim lain.
 
 
Bahkan menurut pria bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini sejumlah klub belum melakukan renegosiasi kontrak seperti yang sudah dilakukan tim PSIS Semarang.
 
"Ini jadi permasalahan juga. Banyak klub yang, oh ya sudah putus kontrak saja kita. Kan kasihan pemainnya. Bulan Juni sampai Desember mereka masib terikat kontrak tapi tidak menerima. Sementara kalau dia minta gaji 25 persen 35 persen payung hukumnya apa?. Tidak ada," kata dia.
 
Maka dari itu, saat ini PSSI sedang merumuskan terkait kelanjutan pembayaran gaji bagi para pemain.
 
 
Khususnya pada Juli dan Agustus. Karena, pada bulan itu masih dianggap belum ada aktifitas klub. Sementara di bulan September, klub peserta terutama Liga 1 sudah alan memulai persiapan menghadapi kompetisi Liga 1 pada Oktober mendatang.
 
"Nah, ini PSSI sedang mengejar atau membuat regulasi untuk mengatur bulan Juli sampai Agustus. Karena dianggap September sudah persiapan kompetisi. Harapannya September itu nanti kalau menurut PSSI, berarti sudah 50 persen. September, Oktober sampai Februari 2021. Harusnya begitu," kata Yoyok.
 
"Yang belum di atur Juli-Agustus. Nah ini nanti mau disampaikan," pungkasnya. ***
 

 

 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x