Ketum PSSI Didesak Mundur Usai Tragedi Kanjuruhan, Agum Gumelar: Bentuk Tanggung Jawab

11 Oktober 2022, 11:46 WIB
Ketum PSSI Didesak Mundur Usai Tragedi Kanjuruhan, Agum Gumelar: Bentuk Tanggung Jawab /ANTARA/Fiqih Arfani/

SEMARANGKU - Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan menjadi salah satu sosok yang paling disorot usai terjadinya tragedi Kanjuruhan.

Mochamad Iriawan atau yang kerap disapa Iwan Bule terus mendapat desakan mundur dari netizen.

Seperti diketahui bahwa tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober kemarin menjadi bencana terbesar dunia sepak bola tanah air.

Baca Juga: Harga Terbaru iPhone 13 Pertengahan Oktober, Update Harga iPhone 13 Pro Max Ada di Sini

Merespon reaksi warganet perihal Iwan Bule, Agum Gumelar yang merupakan eks Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 pun angkat bicara.

Salah satu Dewan Pembina PSSI tersebut meminta Mochamad Iriawan untuk tidak melepas jabatan sebagai Ketua Umum Federasi sepak bola Indonesia.

Menurutnya, mundur bukanlah jawaban. Lantaran Agum menilai bertahannya Iwan Bule adalah bentuk pertanggungjawaban.

"Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi,"’ ujar Agum, sebagaimana dilansir Semarangku.com dari laman resmi PSSI.

Agum turut mengapresiasi langkah cepat Mochamad Iriawan dalam menyambangi keluarga korban, yang ada di rumah sakit ataupun kediaman.

"Bahkan saya dengar selama 7 hari berada di Malang dan berkeliling ke keluarga korban dan ke Kanjuruhan. Saya apresiasi itu," sambungnya.

Baca Juga: Savefrom.net! Download Video TikTok Tanpa Watermark Cepat Masuk Galeri, Begini Caranya


Mengenai rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk Kemenkopolhukam, pria berusia 76 tahun itu mengimbau Ketum PSSI dan Exco untuk menerima.

Tentunya agar kompetisi sepak bola di Indonesia menjadi lebih baik. Menurutnya, kompetisi yang baik nantinya akan melahirkan tim nasional yang baik juga.

Mantan Menteri Pertahanan tersebut berpesan agar terus menggaungkan 3 Tabu, slogan yang pernah ia genggam saat menjabat Ketua Umum PSSI 1999-2003.

Tiga tabu yang dimaksud meliputi:

1. Pemain tidak berkelahi di lapangan apapun alasannya;
2. Tidak boleh memprotes wasit dengan berlebihan, ada mekanisme untuk memprotes pengadil lapangan itu;
3. Tidak boleh terlibat suap.

"Jika 3 Tabu itu dilaksanakan, saya yakin kompetisi akan berjalan baik dan benar dan pasti akan enak ditonton serta dinikmati," lanjut Agum.

Seperti diketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya begitu menarik perhatian.

Buntut kericuhan tersebut, enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Mulai Dirut PT LIB hingga Kasat Samapta Polres Malang.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler