Status Siaga! Waspadai Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi yang Tidak Terduga

- 6 November 2020, 12:47 WIB
Gunung Merapi.
Gunung Merapi. /ANTARA FOTO



SEMARANGKU
 - Waspada bagi warga sekitar Merapi, aktivitas vulkanik yang tidak terduga diprediksi membahayakan warga.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan aktivitas vulkanik gunung merapai pada perbatasan jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebelumnya  berada pada level waspada saat ini meningkat menjadi level siaga.

Potensi bencana yang membahayakan warga terkait aktivitas vulkanik dari merapi diumumkan oleh kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui keterangan tertulis yang menyatakan.

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman Kartu Prakerja Gelombang 11, Klik Di sini

Baca Juga: Cuma 2 Langkah Trik dan Cara Cek Pengumuman Kartu Prakerja Gelombang 11, Buktikan

"Status gunung Merapi ditingkatkan waspada (level 2) menjadi siaga (level 3) berlaku mulai tanggal 5 November 2020, pukul 12.00 WIB"

Sebelumnya pemantauann yang memantau kejadian setelah letusan pada tanggal 21 Juni 2020 memberikan hasil pantauan aktivitas vulkanik kegempaan internal (VA), Gempa vulkanik dangkal (VB), dan gempa fase banyak (MP).

Sebagai perbandingan pada kejadian berikutnya pada bulan mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi, namun gempa MP terjadi 174 kali.

Baca Juga: Berikut Cara Registrasi Via WA Agar Kepesertaan BPJS Kesehatan Tidak Terblokir

Setelah itu terjadi gempa berikutnya pada bulan juli 2020 yaitu gempa VA 6 kali, gempa VB 3 3 kali dan MP 339 kali.

Dari hasil data yang di terima, Hanik Humaida mengatakan " Setelah itu pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar tiga milimeter per hari sampai september 2020."

"Sejak Oktober 2020 kegempaan Gunung Merapi meningkat semakin intensif."
Pada 4 november 2020 rata - rata gempa VB 29 kali per hari, MP 272 kali, embusan (DG) 64 kali.

Baca Juga: Perhatikan Hal ini Untuk Memastikan Lolos Pengumuman Kartu Prakerja Gelombang 11, Yuk Cek


Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm per hari. Energi kumulatif gempa (VT dan MP) dalam setahunn sebesar 58 GJ.

Namun kondisi data pemantauan tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan kejadian pada 2010.

Akan tetapi kondisi ini melampaui munculnya kubah lava 26 April 2006.

Pengamatan data tersebut dilakukan dengan metode foto udara dengan menggunakan drone yang dilaksanakan pada tanggal 3 November 2020.

Baca Juga: Download Logo Hari Pahlawan Nasional 2020 Gratis PNG-JPG, Bisa Buat Banner, Spanduk dan Poster

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut disimpulkan kegempaan deformasi masih meningkat dan berpotensi terjadi proses ekstrusi magma secara cepat dan letusan secara tiba - tiba.

Jika terjadi hal tersebut, potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas akan mencakup sejauh 5 kilometer dari pusat letusan.

Setelah terjadi letusan besar pada 2010 gunung merapi mengalami erupsi magmatis pada 11 agustus 2018 dan kejadian tersebut tidak berhenti sampai September 22019.

Baca Juga: GILA! Telkomsel Beri HP iPhone 11 dan Pulsa Gratis Rp3 Juta, Berikut Syarat dan Cara Dapatnya

tidak hanya itu, pemendekan jarak baseline EDM (Elektrik Distance Measurment) pada sektor barat laut sebesar 4 centimeter sesaat setelah terjadi letusan pada tanggal 21 Juni 2020.***

Editor: Bakrisal Rospa

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x