Putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono Geram, Desak Pemerintah Bela Umat Islam dan Tegas pada Prancis

- 30 Oktober 2020, 07:30 WIB
Putra SBY Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kecam perilaku presiden Prancis dan desak pemerintah tegas dan bela umat Islam
Putra SBY Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kecam perilaku presiden Prancis dan desak pemerintah tegas dan bela umat Islam /Instagram/agusyudhoyono

SEMARANGKU - Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, geram dan marah serta desak pemerintah Indonesia bela umat Islam Indonesia untuk tegas pada Prancis.

AHY saat ini merupakan Ketua Umum Partai Demokrat setelah menggantikan posisi ayahnya yakni SBY dan akan menjabat di periode 2020 - 2025. AHY kerap kali memberikan statement terkait situasi politk dalam negeri dan luar negeri.

AHY dalam cuitan kemarin nampak marah dan mendesak pemerintah untuk bela umat Islam untuk tegas terhadap perilaku presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Kartun Nabi Muhammad di Prancis Picu Keributan Dunia, PBB Justru Beri Peringatan Ini!

Hal yang sangat dicermati AHY adalah soal kontroversi pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang dikecam umat islam yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

Lewat postingannya di Twitter pada 29 Oktober kemarin akun resmi AHY yakni @AgusYudhoyono dia mengatakan jika AHY marah dan geram dengan presiden Prancis.

AHY mengaku dirinya juga ikut geram dengan ucapan Presiden Prancis yang dianggap menghina umat Islam sedunia dan tidak membenarkan kelakuan presiden Prancis tersebut.

Baca Juga: Emmanuel Macron Presiden Prancis Berani Hina Islam, Ternyata Istinya Bukan Orang Biasa, Ini Faktanya

"Saya mengikuti perkembangan berita ttg kontroversi Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari aspek apapun, sikap Macron tetap tidak bisa dibenarkan," tulis akun @AgusYudhoyono mengawali thread yang dibuatnya.

"Kebebasan dlm demokrasi hrs didasari pd toleransi & penghormatan thdp keberagaman, termasuk dlm konteks agama. Masy Perancis dgn demokrasi yg mapan tentu paham, menjadikan Nabi Muhammad SAW sbg kartun bs melukai umat Islam dunia. Sayang, hal semacam itu seolah dibiarkan berulang2," ujar putra sulung SBY lewat akun Twitternya @AgusYudhoyono.

Baca Juga: Kuota Internet Gratis Kemdikbud Belum Cair ke HP-mu? Cek Dulu Syarat Penerimanya di Sini

"Sbg pecinta demokrasi, saya berharap Perancis sbg negara demokrasi yg mapan, mampu jadi contoh yg baik dlm perlindungan & penghormatan trhdp hak-hak kelompok minoritas. Saya meyakini, demokrasi, kebebasan & toleransi bisa berjalan beriringan.

"Untuk itu, mewakili @PDemokrat, saya mendorong & mendukung pemerintah RI utk bersikap tegas. Pemanggilan Dubes Perancis oleh @Kemlu_RI hrs pastikan pesan Indonesia benar2 didengar. Jangan membiarkan kontroversi ini berlarut2 & timbulkan hal2 tdk produktif di tengah pandemi," lanjut akun @AgusYudhoyono seperti dikutip Zonajakarta.com dengan artikel berjudul Lama Diam, Anak SBY Akhirnya Ikut Geram, AHY: Umat Islam, Mari Kita Buktikan!

AHY menyebut Indonesia punya tanggung jawab moral, karena memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.

Baca Juga: Cara Mengatasi NIK Tidak Terdaftar eform.bri.co.id/bpum Penerima BPUM UMKM Melalui BRI

"Sbg negara dgn populasi Muslim terbesar dunia, Indonesia punya tanggung jawab moral utk suarakan aspirasi Muslim dunia. Saya jg mengajak sdr2 umat Islam utk menahan diri & tdk terprovokasi. Mari kita buktikan, Islam sbg Rahmatan Lil Alamin, membawa rahmat & pesan damai bagi dunia," lanjut akun @AgusYudhoyono.

Sebelumnya, Presiden Emmanuel Macron disebut mengeluarkan pernyataan kurang sedap terhadap umat Muslim yang dianggapnya merespon berlebihan terhadap materi karikatur satir Nabi Muhammad SAW di Tabloid Charlie Hebdo.

Pernyataan kontroversial presiden Emmanuel Macron ini bermula dari insiden pembunuhan seorang guru sejarah bernama Samuel Paty yang mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW di Tabloid Charloe Hebdo pada pertengahan Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Bisa Lapor dengan WA Jika Bansos Rp500 Ribu Hingga BST Rp300 Ribu Kemensos Gagal Cair, Ini Caranya!

Presiden Emmanuel Macron yang merupakan orang nomor satu di Prancis itu juga menyebut kasus pembunuhan guru itu bertentangan dengan kebebasan berekspresi.

Sejumlah oknum pembunuh guru di Prancis melancarkan aksinya sebagai tindakan melawan pihak yang mendukung penerbitan dan penyebarluasan konten Charlie Hebdo yang menistakan Nabi Muhammad.

Guru sejarah itu tewas dipenggal setelah menayangkan gambar kartun dan menyebutnya sebagai Nabi Muhammad. Hal itu dinilai menghujat umat muslim karena sosok Nabi Muhammad tidak boleh digambarkan.

Baca Juga: Belum Dapat SMS Kuota Internet Gratis Telkomsel, XL, Indosat, Tri? Yuk Lapor ke Nomor Ini

Sebelum memperlihatkan gambar itu, sang guru meminta siswa muslim keluar dari ruangan. Diduga tujuan sang guru melakukan hal tersebut sebagai bentuk dari kebebasan berekspresi.

"Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip dari Reuters.

Macron juga menyatakan masyarakat Prancis untuk memerangi radikalisme disana yang ia sebut 'Separatisme Islam'. "Rekan kami diserang secara mencolok, menjadi korban serangan teroris Islam," kata Macron.

Baca Juga: Belum Dapat SMS Kuota Internet Gratis Telkomsel, XL, Indosat, Tri? Yuk Lapor ke Nomor Ini

"Mereka tidak akan menang ... Kami akan bertindak. Tegas, dan cepat. Anda dapat memercayai tekad saya," timpalnya.

Ia merasa takut bahwa agama Islam akan mengambil alih ketenagan beragama yang sudah lama terjadi di Prancis.

Tidak lupa, Macron juga pernah menyebut Islam sebagai agama dalam krisis di seluruh dunia.

Baca Juga: Bawa Surat Ini ke Bank BRI Jika NIK Tak Terdaftar Penerima BPUM UMKM di eform.bri.co.id/bpum

Karena dua hal tersebut, beberapa kemarahan negara Arab muncul terhadap apa yang dilakukan oleh Presiden Prancis ini.

Tagar seperti #BoycottFrenchProducts dalam bahasa Inggris dan #KecualiPesanTuhan dalam bahasa Arab menjadi trending topic di beberapa negara Islam.

Trending tersebut terjadi di negara Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Algeria, Jordan, Arab Saudi, dan juga Turki.  (Lusi Nafisa ZonaJakarta.com)

***

 

Editor: Heru Fajar

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah