Baca Juga: 6 Bantuan Sosial diperpanjang Sampai 2021, Ada BLT Subsidi Gaji Sampai Kartu Prakerja, Cek Syaratnya
Beranjak ke Orde Baru semua utang Indonesia untuk mempercepat pembangunan karena Orde Lama belum bisa menyelesaikan permasalahan warisan Belanda. Tapi nilai tukar rupiah tertekan saat Orde Baru.
“Saat terjadi adjustment nilai tukar rupiah, seluruh neraca perusahaan, perbankan, negara, semua alami tekanan karena dalam waktu sehari, berapa jam nilai tukar rupiah berubah tiba-tiba, volatility meningkat, aset tidak meningkat, perusahaan dengan cashflow rupiah dan utang denominasi asing, neraca akan ambyar,” lanjutnya.
Akan tetapi saat era reformasi, dengan dipimpin tiga Presiden, yakni Presiden B.J Habibie (Presiden RI 1998-1999), Abdurrahman Wahid atau Gusdur (Presiden RI 1999-2001) dan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI 2001-2004) banyak dikeluarkan peraturan perundang-undangan baru.
Baca Juga: Telkomsel Beri Uang Gratis Rp 5 Juta Jika Nomormu Punya Angka Ini, Simak Syarat dan Cara Dapatnya!
Baca Juga: Telkomsel Beri Uang Gratis Total Rp 7,5 Juta Untuk Pelajar dan Pendidik, Ini Cara Dapatnya!
Indonesia sudah diterpa berkali-kali badai perekonomian luar biasa beratnya namun masih bisa keluar dari lingkaran itu dan mantap melangkah kedepan.
"Kita percaya dengan krisis yang kita hadapi saat ini, bisa untuk mereformasi dan menguatkan Indonesia. Indonesia dihadapkan pada cobaan dan kita bisa lulus jadi lebih baik," pungkas Sri Mulyani.***
(Berryl Santoso / ZonaJakarta)