Baca Juga: HORE, BLT Subsidi Gaji Gelombang 2 untuk Bulan November-Desember Cair di Bank BCA dan Bank Swasta
Sebab menurutnya ucapan Jokowi justru akan membuat publik bingung dalam mengikuti kebijakan yang ada. "Pertama, publik terombang-ambing dengan kebijakan pandemi, dan berpotensi melawan kebijakan gubernur yang ambil langkah PSBB. Semisal, DKI Jakarta," kata Dedi.
Akibat pernyataan ini, Jokowi bisa saja dipandang sebagai pemimpin yang tidak konsisten, terutama soal penanganan Covid-19.
Dedi juga menjelaskan bila upaya daerah yang seharusnya bisa mengambil langkah strategis untuk menangani pandemi menjadi terhambat.
Baca Juga: Cara Dapat Kuota Internet Gratis 50 GB Plus dari Telkomsel, Simak, Coba dan Nikmati Bonusnya
Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Kemdikbud Lewat Telkomsel Belum Masuk? Cek Nomor dan Kuotamu Disini
"Presiden harus keluar dari zona kontestasi dengan gubernur. Bagaimana pun, ia tetap Presiden yang memimpin seluruh kepala daerah. Untuk itu, perlu adanya dukungan satu suara dalam mengambil langkah pencegahan," kata dia.
Sebelumnya melalui video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi menyinggung soal kebijakan lockdown di tingkat daerah. Dalam video tersebut Presiden Jokowi mengungkapkan bila lockdown bukanlah pilihan tepat untuk menangani penyebaran Covid-19.
"Tidak perlu sok-sokan akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten, karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat," kata Jokowi..
Baca Juga: Jangan Buang Minyak Jelantah, Tabung Dulu di Dapurmu Bisa Ditukar Emas di Rekeningmu