Tak Hanya di Indonesia, Tinder juga Timbulkan Polemik di Berbagai Negara, Cek Kontroversinya!

- 19 September 2020, 06:00 WIB
ILUSTRASI aplikasi kencan, Tinder
ILUSTRASI aplikasi kencan, Tinder /Skynews

SEMARANGKU – Baru-baru ini santer kabar pembunuhan dengan mutilasi terhadap Rinaldi Harley Wismanu. Setelah di selidiki ternyata koran dan pelaku berkenalan melalui aplikasi kencan, Tinder. Namun, perkenalan mereka pun berujung kematian.

Kencan diera digital tak harus keluar rumah. Banyak cara untuk dapat melakukan kencan dengan pasangan. Salah satu cara yang ditempuh adalah lewat aplikasi, bisa juga menggunakan Tinder atau aplikasi kencan semisalnya.

Aplikasi Tinder ini didirikan oleh Sean Rad, Jonathan Badeen, Justin Mateen, Joe Munoz,, Dinesh Moorjani, Chris Gylczynski, dan Whitney Wolfe, yang kemudian meninggalkan Tinder untuk memulai Bumble.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Selain aplikasi Tinder digunakan untuk memfasilitasi kencan online, aplikasi tersebut juga difungsikan sebagai aplikasi media sosial (medsos).

Perlu diketahui, Tinder merupakan aplikasi yang melayani pencarian sosial berbasis lokasi dengan menggunakan profil dari Facebook dan layanan fitur GPS yang ada di handphone. Aplikasi ini menyediakan fasilitas komunikasi antar pengguna yang saling terarik, memungkinkan adanya kecocokan (match) pengguna dalam berkomunikasi (mengobrol).

Kontroversi Tinder

Sebagai aplikasi pencari jodoh online, Tinder seringkali menjadi kontroversi. Di Amerika Serikat, aplikasi ini mendapatkan tekanan dari Kongres AS. Alasanya, aplikasi ini digunakan oleh pengguna dibawah umur, pengguna merupakan pelaku pelecehan seksual, hingga privasi data pengguna.

Baca Juga: FIX! 7 Kontestan I-LAND Terpilih Akan Debut Sebagai ENHYPEN, Ini Maknanya, RM Malah Curhat Soal BTS

Halaman:

Editor: Risco Ferdian

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x