Ganjar-Yasin Pimpin Jateng Selama Dua Tahun, Contoh Kolaborasi Nasionalis-Religius yang Kompak

- 5 September 2020, 14:53 WIB
Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen atau Ganjar-Yasin dua tahun memipin Jateng, kolaborasi berhasil antara Nasionalis dan Religius
Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen atau Ganjar-Yasin dua tahun memipin Jateng, kolaborasi berhasil antara Nasionalis dan Religius /Dok Humas Prov Jateng

SEMARANGKU - Kepemimpinan Ganjar-Yasin atau Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen adalah sebuah contoh dimana kolaborasi pemimpin nasionalis-religius bisa bersanding secara kompak dan berhasil.

Sementara di daerah lain biasa kita temui pasangan kepala daerah berkonflik antar pasangan, bahkan sejak hari pertama dilantik sekalipun. Namun khusus di Jawa Tengah hingga dua tahun kolaborasi Ganjar-Yasin selalu kompak dan harmonis membangun Jateng.

Sebenarnya jika dikulik lebih dalam tidak ada yang istimewa hanya satu kuncinya yakni komunikasi. Semenjak dilantik pada 5 September 2018, pasangan Ganjar-Yasin selalu berupaya menyatukan beragam ide dan gagasan untuk tujuan yang sama, yakni merawat persatuan Jateng, memajukan pembangunan daerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan bergotong-royong mengentaskan kemiskinan. 

Baca Juga: Mantan Dirut TransJakarta, Donny Siragih Ditangkap Tim Gabungan Kejaksaan

Baca Juga: Cara Cairkan BLT Rp600 Ribu Tahap 2 di Rekening Bank BCA, Simak Tutorialnya!

"Saya senang berkolaborasi dengan Pak Ganjar. Selama ini ketika ada persoalan selalu mengajak diskusi bersama. Beliau mengajarkan kepada saya bahwa apa yang ada dalam pikiran kita belum tentu bisa menjadi keputusan bersama," ujar Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen di Semarang, Jumat 5 september 2020.

Kini sudah dua tahun lamanya kolaborasi kepemimpinan Ganjar-Yasin berlangsung. Putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair mengaku adanya perbedaan pendapat dan percikan-percikan di antara dua pribadi dengan latar belakang yang tidak sama. Namun Ganjar-Yasin selali berusaha menyikapi dengan bijak sehingga memunculkan solusi yang

Ibarat sebuah perkawinan atau rumah tangga tidak mungkin tanpa ada persoalan. Namun pasangan nasionalis-religius senantiasa menjaga komunikasi dengan baik, mengedepankan musyawarah, berdiskusi, serta saling silaturahim. Sebuah pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik jika para pemimpinnya tidak mau mendengarkan masukan dari pihal lain.

Baca Juga: BLT Gaji Atau Upah Tahap 2 Sudah Cair! Cek Persyaratan Bagi yang Belum Dapat, Masih Ada Kesempatan

Baca Juga: BLT Gaji Tahap 2 di Bank BNI, BRI, BTN, dan Mandiri Segera Cair, Setorkan Nomor Rekening Anda!

"Kolaborasi Ganjar-Yasin ini merupakan pasangan nasionalis-religius kami saling berbagi tugas bagaimana berkolaborasi bagaimana mensikronkan masyarakat nasionalis dan religius," katanya.

Dalam berbagi tugas, ia mencontohkan program-program yang berkaitan dengan bidang keagamaan diserahkan wakil gubernur yang berlatar belakang santri. Seperti pemberian insentif kepada guru agama dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDa) untuk siswa Madrasah Aliyah.

"Sedangkan program menyangkut kebijakan mamajukan ekonomi masyarakat, pariwisata, serta sinkronisasi antara organisasi perangkat daerah (OPD) ditangani oleh gubernur," katanya. 

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sudah di DP Pemerintah Indonesia, Simak Penjelasan Selengkapnya!

Baca Juga: Wiko View 5 dan View 5 Plus Spesifikasi, Ponsel Baterai Badak yang Resmi Dirilis

Untuk penanganan kemiskinan di Jateng, kata dia, menjadi pekerjaan rumah bersama. Program Satu OPD Satu Desa Dampingan yang digulirkan Pemprov Jateng untuk menangani kemiskinan di Jateng, terutama di 14 kabupaten yang masuk zona merah miskin. Melalui gotong royong berbagai pihak, pada 2019 Jawa Tengah menjadi provinsi dengan penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi se-Indonesia. 

Sementara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebanyak 7 persen, Pemprov Jateng terus menggenjot berbagai potensi ekonomi. Diantaranya pembangunan kawasan industri di sejumlah daerah strategis seperti Kawasan Ekonomi Kendal, Kawasan Industri Brebes dan Kota Semarang, serta mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

"Kami terus mengenjot ekonomi daerah, salah satunya mendongkrak UMKM. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, sektor UMKM menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi, termasuk pengembangan UMKM di lingkungan pesantren,' bebernya. 

Baca Juga: Lionel Messi Akhirnya Menyerah untuk Keluar dari Barcelona

Baca Juga: Gara-Gara Harga Anjlok, Ganjar Pranowo Perintahkan ASN Borong Sayur Petani Agar Tak Merugi

Di sisi lain, Ganjar Pranowo yang lebih berpengalaman di pemerintahan tidak mau mendominasi sendiri dalam memutuskan kebijakan. Diakuinya, Ganjar selalu mengajak diskusi dengan Taj Yasin. Begitupun Taj Yasin menyadari posisinya baik sebagai wakil maupun sebagai junior yang harus banyak menimba ilmu pada Ganjar.

Seperti diketahui, Taj Yasin lahir di Kabupaten Rembang, pada 2 Juli 1983 silam. Ia mengawali karier politiknya pada 2014 sebagai anggota DPRD Provinsi Jateng dan kemudian bersama Ganjar terpilih menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x