Arnaya mengungkapkan penyebab GIR tersulut emosi lantaran yang bersangkutan menganggap petugas Bea Cukai akan menyita handphone miliknya.
Para petugas pun mengaku tidak ada yang mengetahui keberadaan handphone milik GIR. Dia lantas diminta polisi untuk berjalan menuju Pos Pengamanan Terminal Internasional supaya tindakannya tidak membuat gaduh dan mengganggu kenyamanan fasilitas umum.
“WNA ini mengira hp-nya diambil petugas padahal tidak ada, sehingga dia ribut-ribut di sana,” ucapnya.
Setelah sampai di pos pengamanan, salah satu petugas Bea Cukai mendapatkan informasi dari rekannya bahwa ponsel milik GIR telah ditemukan oleh seorang penumpang di Terminal Kedatangan Internasional.
Suasana pun akhirnya berubah kondusif. Pria asal negeri Kanguru itu mengatakan bahwa ia tinggal di sebuah vila di Jalan Mataram, Kuta, Badung.
“Jadi setelah HP diberikan dan kondisi GIR juga sudah mulai tenang," tuturnya.
“Saat ditenangkan WNA ini mengaku kalau dirinya tinggal di sebuah Villa di Jalan Mataram, Kuta Badung,” tambahnya menjelaskan.
Petugas selanjutnya membantu GIR untuk mencari taksi yang bisa mengantarkannya pergi ke tempat tujuan di Kuta.***