Perbedaan Tanggal Lebaran antara NU dan Muhammadiyah: Keragaman Praktik Keagamaan di Indonesia

- 16 April 2023, 20:45 WIB
Perbedaan Tanggal Lebaran antara NU dan Muhammadiyah: Keragaman Praktik Keagamaan di Indonesia /
Perbedaan Tanggal Lebaran antara NU dan Muhammadiyah: Keragaman Praktik Keagamaan di Indonesia / /Pixabay/pinterastudio

SEMARANGKU – Perbedaan dalam menentukan tanggal lebaran antara NU dan Muhammadiyah adalah salah satu bentuk keragaman praktik keagamaan di Indonesia.

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi Islam yang memiliki pandangan dan metode penghitungan kalender Islam yang berbeda terutama dalam menentukan tanggal Lebaran.

Oleh karena itu, mereka seringkali NU dan Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran pada tanggal yang berbeda.

Perbedaan lebaran NU dan Muhammadiyah ini berkaitan dengan metode penghitungan awal bulan Syawal, bulan yang menandai akhir bulan Ramadhan, bulan puasa dalam kalender Islam.

Baca Juga: Presiden Beri Arahan Mudik Lebaran 2023, Jokowi: Harapannya Semua Bisa Berjalan Baik

Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yaitu penghitungan astronomi berdasarkan peredaran bulan dan matahari, untuk menentukan awal bulan Syawal.

Sementara itu, NU menggunakan metode rukyat, yaitu pengamatan langsung bulan baru dengan mata telanjang untuk menentukan awal bulan Syawal.

Dalam prakteknya, Muhammadiyah cenderung merayakan Lebaran lebih awal karena mengandalkan perhitungan astronomi yang cenderung lebih akurat dalam memprediksi awal bulan baru.

Baca Juga: Berikut Tol Trans Jawa yang anak Menjadi Pilihan Mayoritas Pemudik, Bagaimana Jalurnya? Infonya ada Di sini

Sementara itu, NU cenderung merayakan Lebaran lebih lambat karena menunggu konfirmasi langsung tentang pengamatan bulan baru yang harus dilakukan oleh sejumlah ulama dan saksi yang terlatih dalam metode rukyat.

Perbedaan pandangan dan metode penghitungan ini sudah ada sejak lama dan merupakan bagian dari keragaman dalam praktik keagamaan di Indonesia.

Kedua organisasi ini memiliki pandangan dan interpretasi yang berbeda dalam masalah ini, dan hal ini telah diterima oleh umat Muslim di Indonesia sebagai bagian dari keberagaman dalam beragama.

Selain itu, perbedaan dalam penentuan tanggal awal bulan Syawal atau Lebaran antara NU dan Muhammadiyah juga dapat dipengaruhi oleh faktor daerah.

Karena metode pengamatan bulan dapat bervariasi tergantung lokasi geografis.

Perbedaan interpretasi terhadap sumber-sumber hukum Islam dan tradisi lokal juga dapat mempengaruhi perbedaan strategi dalam menentukan tanggal awal bulan Syawal atau Lebaran antara NU dan Muhammadiyah.

Namun, perbedaan ini tidak selalu menjadi penyebab perpecahan atau konflik antara kedua organisasi tersebut.

Kebanyakan umat Islam di Indonesia, baik yang berafiliasi dengan NU atau Muhammadiyah, menghormati perbedaan ini sebagai bagian dari keragaman dalam praktek keagamaan di Indonesia.

Mari kita saling menghargai terkait perbedaan Keberagaman dalam beragama di Indonesia.

Kita jadikan perbedaan dan keberagaman ini sebagai kekuatan dan persatuan.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x