Penyakit Campak Banyak Muncul Lagi, Bisa Sebabkan Komplikasi Berat

- 9 Februari 2023, 10:20 WIB
Penyakit Campak Banyak Muncul Lagi, Bisa Sebabkan Komplikasi Berat
Penyakit Campak Banyak Muncul Lagi, Bisa Sebabkan Komplikasi Berat /pexels.com/mart production

 

SEMARANGKU - Penyakit campak banyak muncul lagi beberapa waktu terakhir.

Diawali dengan adanya 55 status Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di 12 provinsi sepanjang tahun 2022.

Penyakit campak juga terjadi di Kota Surabaya. Tercatat 46 kasus campak terjadi selama Januari 2023, seperti dikutip dari Antaranews.

Baca Juga: Uniknya Bahasa Jawa, 10 Daftar Kata-kata Jawa yang Sering Diucapkan Ternyata Punya Makna yang Salah

Secara umum, gejala campak berupa demam, batuk pilek, mata berair, lalu disertai timbulnya bintik-bintik kemerahan di kulit. Biasanya muncul 2 sampai 4 hari setelah gejala awal.

Campak disebabkan oleh virus campak.

Penularan campak dapat terjadi melalui droplet yaitu percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung.

Campak termasuk salah satu penyakit yang sangat menular.

Campak akan sangat berbahaya jika terjadi komplikasi. Dampaknya dapat menyebabkan diare berat hingga kematian.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan yang dikhawatirkan dari campak adalah komplikasi.

Baca Juga: Harga Samsung S22 Ultra 5G Sudah Mulai Turun Signifikan, Inilah Bocoran Spesifikasinya

“Komplikasi campak ini umumnya berat, kalau campak mengenai anak yang gizinya jelek maka anak ini bisa langsung disertai komplikasi seperti diare berat, pneumonia, radang paru, radang otak, infeksi di selaput matanya sampai menimbulkan kebutaan. Ini yang kita khawatirkan,” kata dr. Prima pada konferensi pers perkembangan kasus campak, Jumat 20 Januari 2023 lalu, dikutip dari laman SehatNegeriku Kemenkes RI.

Pencegahan campak hanya dapat diperoleh dengan imunisasi. Imunisasi sesuai jadwal harus dilakukan agar anak-anak terhindar dari campak.

Pembatasan sosial selama pandemi COVID-19 membuat implikasi yang tidak baik terhadap cakupan imunisasi campak.

"Selama tahun 2022 yang lalu jumlah kasus campak yang ada di negara kita memang cukup banyak, lebih dari 3.341 laporan kasus. Kasus – kasus ini menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi,” ucap dr. Prima.

Pemerintah melakukan penguatan surveilans campak dan rubella.

Kasus yang diduga campak rubella, yaitu pasien yang mengalami demam dan ruam-ruam harus diambil spesimennya dan diperiksa di laboratorium.***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x