Ganjar Pranowo Tak Tertarik Tanggapi Survey Elektabilitasnya , Kurang Etis di Masa Seperti Ini

- 10 Juni 2020, 08:00 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kurang etis tanggapi survey elektabilitasnya yang berada di nomer 2. /  /
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kurang etis tanggapi survey elektabilitasnya yang berada di nomer 2. / / /instagram/ @ganjar_pranowo

SEMARANGKU - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka suara setelah Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei elektabilitas beberapa tokoh nasional. Salah satu hasil survei itu menyebutkan elektabilitas Ganjar Pranowo melambung menjadi 11,8 persen.

Survei tersebut dilakukan via wawancara sambungan telepon pada 16-18 Mei 2020 terhadap 1.200 responden itu menempatkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 14,1 persen.

Namun, meski berada di urutan teratas, nilai tersebut jauh menurun dari survei sebelumnya pada bulan Februari. Saat itu elektabilitas Prabowo mencapai 22,2 persen.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sidak Kantor POS Saat Pembagian BST, Minta Dibenahi

Berada di bawah Prabowo Subianto, ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan nilai elektabilitas 11,8 persen. Nilai yang diperoleh Ganjar itu melambung dari survei elektabilitas bulan Februari yang hanya 9,1 persen.

Lantas, bagaimana komentar Ganjar terkait hasil survei itu? Sambil tetap duduk di kursi kerjanya, Ganjar memberi jawaban yang mengejutkan.

"Saya sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk membicarakan soal survei," kata Ganjar.

Baca Juga: Pilkada Digelar Saat Pandemi, Ganjar Pranowo Usul Mekanisme e-Voting

Menurut Ganjar perbincangan tentang hasil survei tidak etis dilakukan dalam masa-masa seperti ini.

"Karena sebenarnya dalam kondisi masyarakat seperti ini tidak etis lah ya saya mengomentari yang seperti itu," tandasnya.

Lebih baik menurut Ganjar konsentrasimya dia curahkan untuk penyelesaian Pandemi yang masih menunjukkan tren kenaikan kasus.

Baca Juga: Hoverboard di Film Back to The Future Semakin Menjadi Kenyataan

"Biarlah survei menjadi diskursus publik. Tapi bagaimana saya lebih menyiapkan agar masyarakat segera selesai dengan banyak urusan terkait dengan efek dari Pandemi COVID-19 ini. Itu jauh lebih jadi perhatian saya. Jadi yang survei biarkan survei begitu ya, saya mengurus ini saja," katanya.

Survei tersebut dilakukan kepada responden yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018-Maret 2020.

Baca Juga: Ribuan Orang Beri Penghormatan Terakhir kepada George Floyd di Houston

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. **

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x