Omicron Masuk Indonesia Pemerintah Tambah Masa Karantina, Epidemiolog UI: Bisnis Menguntungkan 

- 22 Desember 2021, 17:10 WIB
Omicron Masuk Indonesia Pemerintah Tambah Masa Karantina, Epidemiolog UI: Bisnis Menguntungkan 
Omicron Masuk Indonesia Pemerintah Tambah Masa Karantina, Epidemiolog UI: Bisnis Menguntungkan  /freepik/

SEMARANGKU - Varian Omicron sudah merebak keseluruh dunia, Indonesia terapkan karantina bagi orang yang mau masuk.
 
Dengan masuknya orang dari luar negeri diwajibkan karantina untuk mencegah varian Omicron masuk.
 
Virus Covid-19 varian Omicron ini sudah terdeteksi di Indonesia disebuah tempat karantina di Wisma Atlet.
 
Dengan adanya kasus varian Omicron tersebut pemerintah akhirnya menambah masa karantina untuk para pendatang.
 
 
Adanya karantina mandiri di hotel bagi pelaku perjalanan internasional tentu tidak luput dari bisnis perhotelan, begitu kata epidemiolog Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono.
 
Pasalnya masuknya varian Omicron ke Indonesia, pasti erat kaitannya dengan karantina. Merespon hal demikian dr. Pandu Riono mengatakan ini model bisnis baru di masa pandemi.
 
Mahalnya biaya karantina di hotel, menurut dr. Pandu Riono semakin membuka peluang bisnis besar, semua pelaku bisnis perhotelan akan tergiur. 
 
Pelaku perjalanan internasional mau tidak mau harus dikarantina di hotel. Pandu Riono menegaskan tentu segmen pasarnya sudah sangat jelas. 
 
 
"Bisnis karantina, salah satu bisnis yang berkembang pada masa pandemi, bisnis tempat karantina, segmen pasarnya jelas, keuntungannya cukup besar," tulis Pandu. Dikutip Semarangku.com dari Twitter @drpriono1
 
Mengingat karantina di hotel memang membutuhkan biaya, mulai dari transportasi hingga PCR. Ditambah mahalnya biaya karantina mandiri membuat juru wabah Pandu Riono berkata demikian. 
 
Komandan Satgas Bandar Udara Soekarno-Hatta, Agus Listiyono mengatakan karantina mandiri di hotel memakan biaya sekitar Rp19 juta untuk 10 hari.
 
Cuitan epidemiolog Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono.
Cuitan epidemiolog Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono. Tangkap layar Twitter @@drpriono1
 
"Kalau hotel memang harganya segitu Rp19 juta, karena 10 hari. Fasilitasnya ada nakes, PCR, ongkos transportasi, dan konsumsi," ujar Agus.
 
Sementara masuknya Omicron ke Indonesia membuat Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 memberikan ketentuan baru soal karantina.
 
Satgas menambah masa karantina mandiri bagi pelaku perjalanan internasional, yang mulanya 10 hari ditambah jadi 14 hari.
 
Untuk karantina di hotel/penginapan ditujukan kepada pelaku perjalanan internasional, bukan pekerja migran atau perjalanan dinas.
 
Sementara untuk pekerja migran, dan perjalanan dinas mendapatkan fasilitas karantina gratis dari pemerintah di Wisma Atlet.
 
Juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini pemerintah menyediakan 16.500 kamar hotel untuk karantina.
 
"Saat ini tersedia 16.500 kamar, sementara 70 persen sudah terisi. Sejauh ini PHRI telah komit untuk menambah jumlah kamar bila diperlukan, terutama untuk hotel bintang 2 dan 3," kata Wiku.
 
Adapun harga hotel karantina 9 malam 10 mulai dari Rp6 juta - Rp21 juta. Sementara untuk hotel karantina 13 malam 14 hari mulai dari Rp9 juta - Rp26,5 juta.
 
Terkait mahalnya biaya karantina mandiri, juru wabah, dr. Pandu Riono menyimpulkan bisa saja karantina jadi model bisnis baru yang tumbuh di masa varian Omicron.
 
Sebagai informasi, varian baru Omicron muncul pertama kali bulan November lalu di Afrika Selatan, dan sudah masuk Indonesia. Pertama kali kasus ditemukan di Wisma Atlet. 
 
Saat ini pemerintah melalui satgas Covid-19 sedang melakukan pengetatan. Salah satunya, melalui penambahan masa karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x