Menjadi Incaran Diberbagai Negara, Gamelan Mengandung Filosofi yang Dalam

- 19 Desember 2021, 10:42 WIB
Menjadi Incaran Diberbagai Negara, Gamelan Mengandung Filosofi yang Dalam Pixabay/JamesDeMers
Menjadi Incaran Diberbagai Negara, Gamelan Mengandung Filosofi yang Dalam Pixabay/JamesDeMers /

SEMARANGKU - Gamelan merupakan salah satu musik tradisional Indonesia yang patut dilestarikan.

Gamelan sudah tidak hanya dimainkan di Indonesia, tetapi juga dibeberapa negara seperti Australia, Jepang, hingga Benua Afrika.

Tidak sekedar alat musik, Gamelan juga mengandung filosofi yang sangat dalam seperti kebersamaan kegotongroyongan.

Baca Juga: Beberapa Alat Musik Tradisional dari Indonesia, Selain Gamelan Masih Ada Lagi Lainnya

Suraji, seorang praktisi gamelan sering memberikan pembelajaran gamelan meskipun daring karena pandemi pada 16 Desember 2021.

"Bahkan, pada saat pandemi banyak mahasiswa dari Jepang yang belajar gamelan, meski lewat daring," ucap Dosen ISI Surakatra dilansir dari jatengprov.go.id.

Unesco menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak benda (WBTb) pada 15 Desember 2021 setelah melalui mekanisme yang panjang yang dimulai sekitar tahun 2014.

Gamelan bersaing dengan calon WBTb lain seperti lukisan Bali, Tempe, Kolintang dan Reog Ponorogo. Setelah kompetisi itu, barulah Kemendikbudristek RI menobatkan gamelan, untuk diusulkan ke Unesco sebagai calon WBTb.

Baca Juga: Panggung Kahanan Kini Digelar di Magelang, Pamerkan Suara Musik Gamelan Bantuan dari Ganjar Pranowo

"Hingga saat ini, sudah ada 11 WBTb asal Indonesia yang ditetapkan oleh Unesco. Di antaranya, Wayang, Keris, Batik, Pendidikan dan Pelatihan Batik, Angklung , Tari Saman, Noken, Tiga Genre Tari Tradisional di Bali, Seni Pembuatan Kapal Pinisi, Tradisi Pencak Silat, dan Pantun. Kalau usulan dari Jawa Tengah itu ada empat yang masuk di antaranya batik, wayang, keris dan gamelan. Ini sedang proses Jamu dan tempe," ujar Suraji.

Dalam melestarikan gamelan, Suraji merencanakan aksi dengan mempopulerkannya dikalangan kaum muda.

"Gamelan bukan hanya seperangkat alat musik berupa saron, gong dan bonang, kendang, rebab dan sitar. Di dalamnya, terdapat nilai filosofi dan historis yang panjang. Informasi tentang gamelan terukir pada relief Candi Borobudur," jelasnya.

Suraji berniat untuk membuat pusat studi gamelan dan dan museum agar masyarakat dapat dengan mudah belajar tentang gamelan.

"Kami sudah merancang rencana aksi setelah penetapan Unesco. Di antaranya, kami akan membuat buku tentang gamelan. Selain itu, kami akan membuat Pusat Studi Gamelan dan museum. Di mana masyarakat bisa belajar tentang itu," katanya.

Tak hanya pusat studi gamelan, dosen jurusan karawitan itu jug berniat mengadakan workshop tentang pembuatan alat-alat gamelan. Karena efek dari pandemi Covid-19, banyak para pengrajin tidak lagi berproduksi.

"Itu karena, mahalnya bahan baku dan pemesanan yang jarang, imbas dari tidak adanya pertunjukan offline dalam selama pandemi," ucapnya.

Tak hanya Suraji, Pemprov Jateng turut ikut mempopulerkan gamelan. Pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk melestarikan gamelan.

"Kita bergerak gotong royong dengan dukungan masyarakat. Dalam konteks ini, kami sudah mencoba untuk melestarikan lewat lomba karawitan virtual, untuk para pelajar pada Oktober 2021," tuturnya.***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah