Covid-19 di Papua Barat Melonjak, Warga Diminta Jalani Isolasi Terpusat

- 29 Agustus 2021, 08:45 WIB
Kalpolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak warga Papua Barat yang positif Covid-19 agar mau isolasi terpusat.
Kalpolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak warga Papua Barat yang positif Covid-19 agar mau isolasi terpusat. /Dok Humas Polda Jateng

SEMARANGKU - Angka positif Covid-19 di Provinsi Papua Barat melonjak hingga tecatat ada 411 kasus atau sekira 82 persen dari kasus aktif.

Warga Papua Barat yang positif Covid-19  pun diminta menjalani isolasi terpusat di tempat yang telah disediakan.

Dengan menjalani isolasi terpusat, diharapkan kasus Covid-19 di Papua Barat bisa dikendalikan.

Baca Juga: PON XX Papua Bisa Jadi Klaster Baru Covid-19, Kapolri Minta Kontingen Isolasi 14 Hari Sebelum Berlaga

Kapolri meminta pemerintah setempat bisa mengajak warga Papua Barat yang positif Covid-19 mau menjalani isolasi terpusat.

Agar masyarakat mau diajak ke isolasi terpusat, Kapolri mengarahkan agar melakukannya dengan pendekatan kearifan lokal, menyesuaikan adat istiadat setempat.

Hal tersebut disampaikan Sigit saat memimpin rapat bersama Forkopimda Provinsi, Kota/Kab se-Papua Barat terkait penanganan dan pengendalian Covid-19, bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Sabtu 28 Agustus 2021.

"Upaya menggeser isoman ke isoter perlu dilakukan secara maksimal dengan bantuan Pemda, seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat," ucap Sigit.

Baca Juga: Didapuk Jadi Ketua Umum Persada, Ganjar Pranowo Dorong Radio Siarkan Kisah Seperti Covid Rangers

"Serta perlu penjelasan secara baik dengan menyesuaikan adat istiadat setempat yang dapat memberikan ketenangan kepada masyarakat ketika akan mengajak ke isoter," imbuhnya.

Mantan Kapolda Banten ini memaparkan, tingkat isolasi mandiri di Papua Barat, saat ini tecatat ada 411 kasus atau sekira 82 persen dari kasus aktif.

Sedangkan, lokasi isoter yang ada di Papua Barat saat ini telah tersedia sebanyak 13 lokasi, dengan kapasitas 855 tempat tidur. Dari jumlah itu, 19 telah terpakai dan 836 masih belum.

Sementara itu, mantan Kabareskrim Polri ini menuturkan bahwa, sosialisasi terhadap masyarakat untuk menjalani isolasi di isoter harus lebih diperkuat.

Menurutnya, isoter yang disediakan saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas memadai dan mendapatkan pengawasan penuh dari tenaga kesehatan (nakes).

Dengan begitu, sambung Sigit, tingkat kesembuhan seseorang dari paparan virus corona akan semakin tinggi.

Tak hanya itu, dengan disegerakannya isolasi di isoter maka akan menjauhkan keluarga dan rekan-rekan lainnya dari penyebaran virus corona.

"Tetap lebih diutamakan isolasi atau karantina di Isoter karena di bawah pengawasan tenaga medis," ujar Sigit.

Sigit berharap, Forkopimda bersama masyarakat sama-sama terus bersinergi untuk mempertahankan tren penyebaran virus corona.

Pasalnya, dari 34 provinsi di Indonesia, Papua Barat menjadi wilayah yang paling sedikit untuk kasus aktif di skala nasional.

Dengan mempertahankan tren positif, Sigit menyebut hal itu akan mempengaruhi kelonggaran-kelonggaran terhadap aktivitas masyarakat.

Jika sisi kesehatan warga bisa dijamin, sambung Sigit, roda perekonomian pun akan bergerak seperti sediakala, namun tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Lebih dalam, Sigit menyatakan, penanganan dan pengendalian Covid-19 di Papua Barat, juga bisa dilakukan dengan percepatan atau akselerasi vaksin, sebagaimana target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Guna akselerasi vaksin, Sigit berharap prajurit TNI, Polri, Pemda dan masyarakat melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat tentang pentingnya disuntik vaksin.

Selain itu, petugas juga diminta melakukan jemput bola untuk melakukan vaksin di sekolah, gereja hingga desa-desa. ***

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x