5 Kesalahpahaman Tentang Vaksin Covid-19 yang Ditakuti Masyarakat, Nomor 3 Viral di Tiktok

- 28 Juni 2021, 16:45 WIB
5 Kesalahpahaman Tentang Vaksin Covid-19 yang Ditakuti Masyarakat, Nomor 3 Viral di Tiktok
5 Kesalahpahaman Tentang Vaksin Covid-19 yang Ditakuti Masyarakat, Nomor 3 Viral di Tiktok /Daniel Schludi on Unsplash



SEMARANGKU –  Informasi yang salah tentang vaksin Covid-19 terus menerus dimasukkan ke dalam media sosial dan menyebabkan kesalahpahaman.

Hal tersebut merupakan kesalahpahaman yang dibuat oleh mereka yang enggan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Beberapa orang masih terus percaya dan ragu mengenai vaksin Covid-19 tanpa mengecek sumbernya.
 

Berikut adalah 5 kesalahpahaman mengenai vaksin Covid-19 di masyarakat

1.Vaksin COVID-19 menyebabkan varian COVID-19
 
Varian baru Covid-19 telah muncul di dunia dan menyebabkan kekhawatiran bagi masyarakat.
 
Schaffner juga mengatakan bahwa munculnya varian virus bukan berasal dari adanya vaksinasi, tetapi virus sendiri tersebut yang dapat bermutasi.
 
"Bahkan, vaksin kami saat ini melindungi terhadap varian yang cukup efektif, sejauh ini. Variannya akan menyebar di antara orang-orang yang tidak divaksinasi," kata Dr. William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville,  dikutip dari Healthline.  

2.Vaksin COVID-19 membuat Anda tidak subur
 
Mitos ini adalah palsu karena vaksin Covid-19 tidak mendekati DNA dalam sel. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga meneliti mengenai pengaruh vaksin terhadap reproduksi.
 
Mereka menyimpulkan bahwa vaksin harus ditawarkan kepada orang yang ingin hamil, atau hamil bahkan yang menyusui.
 
Baca Juga: Seorang Pria Meninggal Dunia Usai Vaksin Memakan Durian? Ini Fakta Aslinya

3.Vaksin COVID-19 membuat Anda magnetik
 
Pada awal Juni seorang yang bernama Dr. Sherri Tenpenny membuat pernyataan bahwa vaksin Covid-19 dapat membuat seseorang menjadi magnet.
 
Hal tersebut digunakan untuk mendukung keperluannya dalam rancangan undang-undang untuk menghentikan pemerintah dari kegiatan vaksinasi. Dia juga seorang anti-vaksinasi Amerika yang mendukung vaksin dapat menyebabkan autisme.
 
"Sulit untuk mengatakan apa-apa tentang ini kecuali itu jelas tidak benar. Jika ini masalahnya, aneh bahwa kita belum melihat semua tetangga kita yang divaksinasi berjalan-jalan dengan logam pada mereka. Saya telah divaksinasi, dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa saya tidak magnetik," kata Schaffner.

4. Pemerintah menempatkan microchip dalam vaksin COVID-19 untuk melacak Anda.
 
Teori mengenai gagasan bahwa pemerintah ingin melacak rakyatnya menggunakan vaksin adalah palsu.
 
"Secara fisik, keripik tidak cukup kecil sehingga bisa diinokulasi dengan jarum. Vaksin COVID-19 adalah kesehatan masyarakat sederhana kuno,"
 
"Penyakit buruk; vaksin yang baik. Mari kita mendapatkan vaksin untuk mencegah penyakit buruk. Tidak ada yang lebih rumit dari itu," kata Schaffner.

5. Vaksin menyebabkan autisme
 
Dokter yang bernama Andrew Wakefield pernah menerbitkan sebuah jurnal yang terkenal.
 
Jurnal tersebut berisi mengenai hubungan antara autisme dan vaksin campak.
Namun jurnal tersebut kemudian ditarik karena dianggap tidak etis dan tidak faktual. Dokter tersebut juga kehilangan lisensi kedokterannya.
 
"Ini terbukti tidak benar, yang dibuktikan dengan serangkaian penyelidikan peer-review dan publikasi yang cukup besar. Pelaku mitos khusus ini sudah banyak didiskreditkan," ujar Amler.
 
Itulah 5 kesalahpahaman yang terus-terusan ada untuk mencegah dan menakut-nakuti masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x