Baca Juga: Aldebaran dan Nino Sepakat Lakukan Tes DNA Untuk Reyna, Begini Ceritanya, Ikatan Cinta Hari Ini
Baca Juga: CAIR MARET! BST Kemensos Rp300 Ribu, Login dtks.kemensos.go.id, Ini Cara Cek Penerima
Dia menyampaikan dengan adanya kejadian tersebut penegakkan hukum terkait protokol kesehatan jadi terasa kurang adil.
"Bahkan penanganan pandemi disertai dengan kasus korupsi serta kasus penegakkan hukum terkait protokol kesehatan yang dirasakan kurang adil oleh sebagian masyarakat," tutur Fathul.
Menurut Fathul kata spontanitas yang dijadikan sebagai alasan terlalu mengada-ada mengingat tingkat positivity rate Covid-19 di Indonesia berada di kisaran 20 persen.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini, Aldebaran Menangis Lagi, Sekarang Disebabkan Oleh Hal Ini
"Apakah harus seperti itu spontanitas seorang Presiden dari sebuah negara dengan tingkat positivity rate Covid-19 yang sangat tinggi? Padahal standar WHO idealnya positivity rate berada di bawah lima persen," jelas Fathul.
Fathul mengatakan tidak ada alasan sedikitpun untuk tidak menjaga segala sesuatu berjalan sesuai dengan protokol kesehatan, terlebih bagi seorang Presiden dan seluruh aparat terkait.
"Yang dilakukan Presiden malah sengaja berhenti dan membagikan suvenir sehingga membuat kerumunan, lalu berdalih masalah itu selesai dengan alasan spontanitas," sesal Fathul.