SEMARANGKU - Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto dikabarkan akan kembali diizinkan masuk ke Amerika Serikat setelah diijinkannya pendaftaran visa nya padahal beberapa tahun belakangan dia masuk daftar hitam pemerintah AS.
Seperti diketahui Menhan Prabowo tidak diperbolehkan masuk ke Amerika Serikat atau tidak bisa dapatkan visa karena dugaan perannya dalam pelanggaran HAM di masa lalu.
Namun akhir-akhir ini Menhan Prabowo dikabarkan akan berkunjung ke negara Paman Sam tersebut pada akhir bulan ini. Media terkenal di Amerika Serikat mengatakan bahwa seseorang mengetahui pemberian visa kepada Menhan Prabowo Subianto oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tersebut.
Baca Juga: Dilaporkan Oleh Relawan Jokowi, Najwa Shihab Klaim Treatment Kursi Kosong Lumrah
Baca Juga: CAIR Lagi di Oktober! Ini Cara Dapat Kuota Internet Gratis Telkomsel 30 GB+ dan 50 GB, Yuk Klaim!
"Departemen Luar Negeri telah memutuskan untuk memberikan visa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk masuk AS, menurut seseorang yang mengetahui tindakan departemen tersebut," tulis The Politico situs berita politik ternama di AS.
Cukup mengejutkan, Prabowo yang sebelumnya dicekal dan tidak bisa masuk Amerika Serikat akhirnya sekarang memasuki negara tersebut. Dia telah lama masuk daftar hitam Amerika Serikat karena dugaan perannya dalam pelanggaran HAM sejak beberapa dekade yang lalu.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat enggan berkomentar terkait hal ini karena berkaitan dengan kerahasiaan visa.
Baca Juga: Ganjar Jenguk Pelajar dan Buruh di Polrestabes Semarang, Beberapa Tak Tahu Demo Soal Apa, Asal Rusuh
Baca Juga: YES! Pertamina Diskon Harga Pertalite, Turun Hingga di Angka Ini!
Namun, perlu dicatat bahwa China atau Tiongkok telah merangkul pejabat Indonesia tersebut di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing.
Sementara itu, media China memberitakan bahwa Amerika Serikat telah mencabut larangan 20 tahun terhadap Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto. Prabowo pernah dituduh berperan dalam kerusuhan yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Para ahli mengatakan langkah itu bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatan China di Asia Tenggara.***