SEMARANGKU – Beredar unggahan di Media Sosial terkait penutupan Patung Bunda Maria dengan terpal di Kulon Progo.
Penutupan Patung Bunda Maria dengan terpal tersebut diduga karena ada salah satu ormas yang merasa terganggu dengan keadaannya.
Dalam unggahan yang beredar di media sosial terlihat ada anggota polisi yang ikut terlibat dalam penutupan Patung Bunda Maria Tersebut.
Setelah beredar di media Sosial, Polres Kulon Progo angkat bicara terkait Patung Bunda Maria yang ditutup dengan terpal itu.
Baca Juga: Klarifikasi Pemerintah: Larangan Buka Puasa Bersama Tidak Ditujukan Untuk Masyarakat Umum
Dilansir dari akun resmi Instagram @polreskulonprogo yang mengunggah video klarifikasi terkait Penutupan Patung Bunda Maria.
AKBP Muharomah Fajarini, S.H.,S.I.K. mengatakan bahwa tidak ada ormas yang merasa terganggu dengan adanya patung bunda maria.
‘’Kami telah mendapatkan perintah dari bapak Kapolda bahwa tidak ada ormas yang mengganggu keamanan dan ketentraman. bila ada ormas yang mengganggu keamanan, kenyamanan dan ketentraman khususnya wilayah Kulon Progo akan kami tindak,’’ Ucap Fajarini dalam unggahan tersebut pada 24 Maret 2023.
AKBP Muharomah Fajarini menegaskan bahwa penutupan Patung Bunda Maria tersebut adalah keinginan Pemilik Rumah Doa.
‘’Inisiatif untuk menutup dengan terpal tersebut adalah murni dari pemilik rumah doa, dan yang melakukan penutupan adalah dari keluarga,’’ tambah Fajrini.
Postingan yang diunggah pada 24 maret 2023 tersebut telah mendapatkan 1,228 like dan 143 komentar.
Dalam unggahan tersebut banyak warganet yang pro dan kontra.
‘’ Motif di balik penutupan apa? Kalau bisa, coba kroscek dengan masyarakat sekitar, apakah benar murni inisiatif internal atau ada desakan eksternal? Jangan sampai kebenaran ditutupi kan,’’ tulis akun @ krisnabernanda.
‘’ harusnya Akun yang menggunggah dengan narasi tidak benar itu diperiksa,’’ komentar @ tr3purnawan
Masyarakat dalam menjalani sholat tarawih di daerah tersebut berjalan dengan aman dan kondusif.
Oleh karena itu AKBP Fajarani menghimbau kepada masyarakat yang mengetahui viralnya pemberitaan tersebut untuk tidak terprovokasi.
Fajarini mengajak untuk menjaga toleransi yang ada dikita, dan moderasi dalam beragama di bulan suci ramadhan ini.***