Peraturan Baru 10 SMA, Masuk Jam 5 Subuh Tidak Menjadi Solusi Masalah Pendidikan di NTT

1 Maret 2023, 17:55 WIB
SMA di NTT masuk jam 5 pagi, dan warga dihimbau untuk berjalan kaki guna untuk ramah lingkungan. /PMJ/TikTok

SEMARANGKU – Munculnya kebijakan baru yang dibuat oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilo Laiskodat, memicu berbagai pro dan kontra. Pasalnya beliau mewajibkan para siswa SMA/ SMK untuk masuk sekolah jam 5 pagi atau subuh.

Kebijakan ini sudah diterapkan dari tanggal 27 Februari kemarin. Linus Lusi selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT mengatakan tidak ada yang salah dengan itu karena siswa siswi di sekolah sudah terbiasa.

“Selama ini siswa-siswi di sekolah katolik yang tinggal di asrama atau sekolah Islam di pesantren dan sekolah swasta lainnya sudah biasa,” ujat Linus.

Baca Juga: Viral SMA Masuk Sekolah Mulai Jam 5 Pagi di NTT, Begini Kata DPRD dan Ombudsman

Ia mengeklaim bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendorong agar siswa-siswi SMA/ SMK dapat berkuliah di luar negeri, seperti Universitas Harvard.

Linus berkata kalau kebijakan ini awalnya hanya diberlakukan, di SMA tertentu saja seperti SMA Negeri 1 Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang. Hendrikus sebagai Kepala Sekolah SMAN 6 Kupang bhawa kebijakan ini mendapat antusias tinggi dari para siswanya.

“Antusias siswa cukup tinggi. Kita sudah memulainya pada senin kemarin dan saat ini(28 Februari) adalah hari kedua proses belajar pukul 05.00 subuh, pada hari pertama memang hanya belasan siswwa yang datang lebih awal,. Namun dihari kedua ini sudah naik hingga 40 persen siswa yang tepat waktu.”

Baca Juga: Tahun Baru Bareng Ganjar Pranowo, warga Anceh hingga NTT Ikut Memeriahkan

Kebijakan masuk pada jam 5 pagi subuh, terbilang tidak mendadak. Karena sekolah telah memberikan arahan berupa sosialisasi terkait perubaan jam tersebut kepada para siswa dan orang tua siswa.

“Kita berusaha mengarahkan siswa untuk dapat menyampaikan secara baik informasi tersebut agar dapat diterima oleh para orang tua, memang ada sebagian orang tua siswa yang sempat protes. Namun kebanyakan dari mereka malah memuji dan sangat mendukung perubahan tersebut.” ungkapnya.

Menurut Hendrikus dalam situasi ini, dibutuhkan kesanggupan untuk para siswa melakukan kebijakan ini. sementara untuk guru-guru, mereka sudah sewajarnya datang tepat waktu seperti biasa ketika mengajar di kelas.

“Terkait situasi ini, tidak berdampak pada jadwal mata pelajaran yang ada. Kita sudah memiliki kurikulum yang tetap. Sedikit perubahan jadwal dilakukan padamata pelajaran yang ditangani oleh guru yang dalam kondisi hamil maupun memiliki anak bayi di rumah. bagi mereka diatur waktunya agar masuk di jam pelajaran pada siang hari.” Tutupnya.

Sementara itu dari legislator berpendapat kontra, Andreas mengingatkan bahwa kebijakan seharusnya tidak hanya berdasarkan preferensi pembuatnya semata. Ia meminya pemerintah Nusa Tenggara Timur harus melakukan evaluasi ulang terkait kebijakan tersebut.

“Jangan suatu kebijakan dibuat hanya atas dasar feeling dan selera pembuat kebijakan, jangan jadikan siswa kita menjadi kelinci percobaan. Sebaiknya Dinas Pendidikan Provinsi mengkaji ulang kebijakan ini.” ujar politikus PDIP ini.

Potongan video kontra akan kebijakan inipun beredar viral di twitter, dalam video itu terdapat Viktor yang tengah menjelaskan alasan sekolah anak-anak SMA NTT harus dimajukan. “6 jam pas, jam 4 udah bangun, mandi setengah jam, setengah jam perjalanan 30 menit sampai sekolah mulai jam 5,” kata Viktor dalam video Twitter @Trending_Issue (28/2/2023).

Dibandingkan dengan NTT ada negara-negara yang masuk lebih dari jam 5 pagi. Seperti di Filipina dan Singapura. Kalau di Filipina mereka masuk pada pukul 07.30 atau setengah delapan dan pulangnya jam empat sampai lima sore.

Sementara kalau di Singapura, alias tetangga Indonesia. siswa disana masuk lebih lambat yaitu pukul 08.30 hingga pukul 16.30. sama halnya seperti Indonesia, negeri singa putih ini memiliki kelas tambahan atau memberikan pekerjaan rumah. ***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler