Baru Dilantik Jadi Kepala Sekolah, Seorang Guru SD di Minahasa Utara Terkejut Sekolahnya Ternyata Tidak Ada

30 September 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi sekolah, Baru Dilantik Jadi Kepala Sekolah, Seorang Guru SD di Minahasa Utara Terkejut Sekolahnya Ternyata Tidak Ada //Freepik/@upklyak

SEMARANGKU – Seorang Guru SD di Minahasa Utara baru saja dilantik menjadi kepala sekolah, namun dia terkejut setelah mengetahui bahwa sekolah yang akan menjadi tempat bertugas ternyata tidak ada.

Kisah kurang menyenangkan datang dari seorang Guru SD di Minahasa Utara, yaitu Rasni Jubaidi Bone Agus. Pasalnya dia baru mengetahui bahwa sekolah yang akan menjadi tempat bertugasnya menjadi kepala sekolah ternyata tidak ada.

Padahal sebelumnya, Rasni Jubaidi Bone Agus baru saja dilantik menjadi kepala sekolah SD Negeri Kecil Warukapas di JG Center Minahasa Utara pada Senin 27 September 2021.

Baca Juga: Viral Video Bapak-bapak Makan dari Tempat Sampah, Netizen Minta Buka Galang Dana hingga Menangis Melihatnya

Baca Juga: Pensiunan Polri Jadi Manusia Silver di Semarang dan Sempat Viral, Akhirnya Dibantu Kapolda Jateng

Hal tersebut dikonfirmasi oleh anak Rasni Jubaidi Bone Agus, yaitu Azam Alfarizi Wonggo melalui postingan terbarunya di Instagram lewat akun @azamwonggo.

Postingan tersebut disertai dengan beberapa foto dan video bukti dokumentasi dari acara pelantikan kepala sekolah yang dihadiri oleh Rasni Jubaidi Bone Agus.  

“Ceritanya Ibu saya ditelpon untuk mengikuti pelantikan sekaligus pengangkatan sumpah kepala sekolah baru di JG Center Minahasa Utara,” tulis Azam Alfarizi Wonggo dalam tulisannya.

“Pada malam itu (Senin 27 September 2021) sebelum mendapat panggilan untuk pelantikan, Ibu saya diberitahukan untuk memasukkan berkas sebagai syarat untuk menjadi kepala sekolah,” lanjut Azam.

Azam juga menjelaskan, bahwa ibunya mengetahui nama sekolah yang akan menjadi tempat bertugasnya menjadi kepala sekolah dari acara pelantikan tersebut.

“Namun, sementara pelantikan berlangsung nama Ibu saya dibaca sebagai kepala sekolah di SD Negeri Kecil Warukapas,” jelas Azam.

Penempatan tersebut menjadi awal mula permasalahan yang dialami Rasni Jubaidi Bone Agus, karena sekolah tersebut ternyata tidak ada bahkan sampai menghubungi Hukum Tua Desa Warukapas untuk mengkonfirmasi kebenaran dari sekolah tersebut.

“Yang menjadi masalah di sini, sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah Warukapas Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara (sudah dikonfirmasi langsung ke Hukum Tua Desa Warukapas),” tulis Azam.

Tidak tinggal diam, Rasni Jubaidi Bone Agus langsung mengadukan masalah tersebut ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Minahasa Utara. Namun, jawaban dari lembaga tersebut juga sama mirisnya.

“Kemudian tadi pagi (Selasa 28 September 2021) Ibu saya pergi ke BKD Minahasa Utara untuk mengkonfirmasi hal tersebut, tetapi jawabannya sangat miris. Mereka mengatakan bahwa mereka saja baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada keberadaannya,” keluh Azam.

Imbas dari permasalahan tersebut, Rasni Jubaidi Bone Agus terpaksa harus menunggu 2 hingga 3 bulan ke depan untuk pelantikan kepala sekolah selanjutnya.

Sebagai anaknya, Azam tentu saja mengeluh dengan apa yang terjadi di dalam Pemerintah dan BKD hingga munculnya nama sekolah fiktif tersebut.

Menurut Azam, ibunya mendapatkan perlakuan yang tidak adil walaupun ibunya sudah memenuhi syarat untuk menjadi kepala sekolah.

“Berbicara tentang syarat dan tanggung jawab, Ibu saya sudah memenuhi syarat, Ibu saya sudah sudah berbakti selama 35 tahun dan lulusan Sarjana Golongan IV A/Pembina, dan selalu mengajar di kelas 6 selama 30 tahun lamanya, dan 5 tahun di kelas 1,” tulis Azam.

Azam hanya berharap dengan terpublikasinya masalah yang dialami oleh ibunya, Pemerintah setempat bisa segera menindak lanjuti pihak-pihak yang terlibat dengan masalah tersebut.

“Kami keluarga menuntut keadilan, karena menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada Pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini,” jelas Azam.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler