SEMARANGKU - Ketua Ikatan Perawat Indonesia (IPI), Harif Fadhillah, memberikan solusi untuk peserta vaksinasi Covid-19 yang memiliki trauma terhadap jarum suntik.
Dia menyadari bahwa ketakutan yang ditimbulkan oleh trauma terhadap jarum suntik memiliki kesan mendalam bagi seseorang.
Maka dari itu, pihaknya akan memberikan perawatan singkat kepada peserta vaksinasi Covid-19 yang memiliki trauma terhadap jarum suntik.
Baca Juga: Tekanan Darah di Atas Normal, Sebanyak 11 Persen Nakes Tunda Vaksinasi
Baca Juga: Ulang Tahun Megawati ke 74 Tahun, Kader PDIP Beri Hadiah Ini
Solusi untuk peserta vaksinasi yang takut jarum suntik dari Ketua IPI
“Karena trauma yang ditimbulkan jarum suntik itu membekas dalam kehidupan," kata Harif, dikutip dari Antara News.
"Kalau trauma itu agak sulit juga. Kita harus melakukan treatment secara singkat,” lanjutnya.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Positif Covid-19 Setelah Menghadiri Acara Ini
Salah satu contoh perawatan yang akan dilakukan adalah dengan menunjukkan gambar kejadian setelah penyuntikan kepada peserta vaksinasi.
Melalui gambar tersebut, diharapkan peserta vaksinasi akan menyadari bahwa penyuntikan tidak akan memberi efek samping apa pun.
"Tidak bisa dibilang 'jangan takut, jangan takut ya', harus ada pendekatan psikologis dan pendampingan. Selain itu juga bisa disampaikan contoh-contoh gambar bahwa orang yang disuntik tidak terjadi masalah apa-apa.Kalau orang yang traumatik tidak bisa begitu saja (disuntik)," katanya.
Baca Juga: Kemendikbud Angkat Bicara Soal Pemaksaan Pakai Jilbab di Sekolah Negeri, Begini Katanya
Baca Juga: Buat yang Penasaran, Ini Timeline Sidang Pemakzulan Donald Trump di Senat AS
Akan tetapi, Harif meyakini bahwa sebagian besar masyarakat tidak memiliki ketakutan terhadap jarum suntik. Menurut dia, program vaksinasi ini bukanlah yang pertama, sehingga masyarakat kemungkinan sudah terbiasa.
"Saya kira tidak banyak (yang takut jarum suntik) karena pengalaman hidup masyarakat di hari ini, mereka hidup sejak 1960-an, di mana negara sudah banyak program vaksinasi dan pengalaman itu sudah ada," kata Harif.***