Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer, Benarkah Orang Alami Lumpuh di Bagian Tubuh Berikut Ini?

- 11 Desember 2020, 18:39 WIB
Ilustrasi Vaksin Pfizer inc untuk Covid-19.
Ilustrasi Vaksin Pfizer inc untuk Covid-19. /Antara/

SEMARANGKU – Ada empat kasus penerima vaksin Covid-19 dari Pfizer mengalami lumpuh otot wajah atau Bell’s Palsy.

Akibat lumpuh otot ini, sisi wajah penerima vaksin Pfizer ini tampak melotot. Apakah benar ini efek samping pemakaian vaksin Covid-19?

Dokumen kasus lumpuh otot wajah setelah divaksin Pfizer ini dirilis menjelang pertemuan Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait (VRBPAC) pada 10 Desember 2020 kemarin.

Baca Juga: Promo Peak Day 12.12, ShopeePay Menawarkan 9x Promo dalam Sehari dan Beragam Pilihan Merchant

Baca Juga: Stray Kids dan GOT7 Akan Tampilkan Penampilan Terbaik dalam TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale

Pakar Neurologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, Jason D Hinman meluruskan kasus tersebut.

Dikatakan, lumpuh otot wajah terjadi karena kerusakan pada saraf kranial ketujuh yakni salah satu saraf wajah.

“Ini bisa terjadi akibat trauma, tetapi lebih sering terjadi karena infeksi virus pada saraf itu sendiri,” ucapnya seperti dilansir dari Antara News pada Jumat, 11 Desember 2020.

Baca Juga: Bawaslu Sebut Ada 106 TPS yang Harus Gelar Hitung Suara Ulang, Daerah Mana Saja?

Baca Juga: Konsumsi 7 Makanan Ini Agar Tidak Mudah Sakit Batuk dan Pilek di Musim Hujan

Jika berkaitan dengan infeksi virus, apakah berkaitan dengan Vaksin Covid-19 jenis Pfizer?

Menanggapi dugaan itu, Hinman tidak yakin. Apakah lumpuh otot wajah dalam kasus ini disebabkan karena efek samping vaksin Pfizer yang disuntikkan.

“Saya tidak dapat membuat hubungan langsung dengan vaksin dan menduga ini kebetulan,” terangnya.

Dikatakan, selama ini, kasus Bell’s Palsy terjadi pada kira-kira 20 dari 100.000 orang.

Baca Juga: Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo: Berani Mudik, Saya Karantina 14 Hari

Baca Juga: Mangkir Lalu Minta Surat Panggilan, Polda Metro ke HRS: Saya Ulangi Sekali Lagi, Akan Ditangkap

“Sementara studi Pfizer memeriksa 38.000 pasien, jadi empat kasus Bell's Palsy disebut berada dalam insiden normal yang diamati,” jelasnya.

Masalah serupa muncul beberapa dekade yang lalu, ketika beberapa kasus orang terisolasi mengalami Bell’s Palsy setelah mendapatkan vaksin flu.

Tapi tidak ada penelitian yang berhasil menemukan hubungan antara vaksin flu dan lumpuh otot wajah.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Akan Pidanakan Ormas yang Sebarkan Kebencian, Sindir FPI?

Baca Juga: Pemudik yang Pulang ke Solo Langsung Karantina 14 Hari, FX Rudy: Kalau Dibledoske Rugi Masyarakatnya

Dikatakan, gejala Bell’s Palsy biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah. Tapi tidak menutup kemungkinan menyerang kedua sisinya.

Gejalanya bervariasi tetapi umumnya satu sisi wajah tiba-tiba terasa lemah, kelopak mata atau sudut mulut yang terkulai, air liur yang keluar, ketidakmampuan untuk menutup mata atau mulut, perubahan rasa, dan keluarnya air mata yang berlebihan.

Gejala bisa muncul tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 72 jam. Pada kondisi yang lebih parah bisa membuat penderita lumpuh total.

Baca Juga: 3 Nama Calon Sekda Jateng, Keputusan di Tangan Ganjar Pranowo, Cek Siapa Saja

Baca Juga: Gempa Brebes, Sesar Brebes Aktif, BMKG  Ingatkan Warga Jateng Hati-Hati Soal Ini

National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) menyebut kondisi ini bisa dialami orang-orang dari segala usia.

Faktor risikonya termasuk kehamilan, preeklampsia, obesitas, hipertensi, diabetes, dan penyakit saluran pernapasan atas

“Lalu, haruskah Anda khawatir tentang vaksin COVID-19 yang menyebabkan Bell’s Palsy? Mungkin tidak, karena tidak ada hubungan yang ditemukan,” tandasnya. ***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah