Panduan dan Tata Cara Shalat Lidaf'il Bala Bagi Ummat Islam pada Hari Rebo Wekasan 2021

- 30 September 2021, 12:30 WIB
Panduan dan Tata Cara Shalat Lidaf'il Bala Bagi Ummat Islam pada Hari Rebo Wekasan 2021/Ilustrasi
Panduan dan Tata Cara Shalat Lidaf'il Bala Bagi Ummat Islam pada Hari Rebo Wekasan 2021/Ilustrasi /RODNAE Productions/pexels.com

SEMARANGKU - Simak panduan dan tata cara shalat  Lidaf'il Bala bagi ummat Islam yang dilakukan pada Rebo Wekasan 2021.

Adapun hukum shalat  Lidaf'il Bala adalah sunnah dikerjakan untuk permintaan tolong kepada Allah agar dijauhkan dari marabaya.

Sebab, pada Rebo Wekasan 2021 ini diperingati sebagai hari sial ataupun hari diturunnya semua bala musibah.

Baca Juga: Panduan Tata Cara dan Niat Sholat Lidaf'il Bala Menyambut Rebo Wekasan 2021 Akhir Bulan Safar

Adapun niat dan pelaksanaan shalat Rebo Wekasan 2021 sudah bisa mengikuti panduan praktik yang sudah tersedia.

Juga, bacaan surat yang biasa dibacakan saat shalat Lidaf'il Bala juga sudah ada di sini deretannya.

Shalat sunnah Rebo Wekasan ini seperti shalat pada umumnya hanya yang membedakan pada niat dan pelaksanaannya saja.

Baca Juga: Hukum Rebo Wekasan dalam Islam, Buya Yahya: Baca Yasin, Doa, Sedekah Itu Amalan Sah

Adapun tanggal sesuai dengan kalender hijriah yakni pada tanggal 6 Oktober 2021 bulan depan.

Islam mempercayai bahwa hari Rabu akhir bulan Safar adalah hari marabaya sebab Allah menurunkan 360 ribu musibah ke muka bumi ini.

Hal ini sesuai dengan perkataan Imam Abdul Hamid Quds, Mufti Imam Masjidil Haram Mekkah pada awal abad 20 dalam bukunya “Kanzul Najah was-Suraar fi Fadail al-Azmina Wasy-Syuhaar mengatakan:

“Banyak Waliyuallah yang mempunyai pengetahuan spiritual telah menandai bahwa setiap tahun terdapat 320 ribu balak (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rebo terkahir bulan Safar.

Baca Juga: Selain Amalan Doa Rebo Wekasan 2020, Doa Keselamatan Ini Juga Mampu Tolak Bala, Yuk Amalkan!

Berikut Semarangku merangkum tata cara shalat Lidaf’il Bala pada Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan sebagaimana dikutip kitab al-Jawahir al – Khomsi halam 51-52 setelah selesai shalat Maghrib sampai pagi hari pada hari rabu terakhir bulan Safar sebanyak 4 rakaat 2 kali salam.

Adapun niat melaksanakan sholat tolak balak sebagai berikut:

اُصَلِّي سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلاَءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Saya salat sunah untuk tolak bala dua rakaat karna Allah Ta'ala.

Setiap rakaat setelah fatihah membaca. Kemudian membaca ayat pendek berikut:

  1. Surat al-Kaustar 17 kali,
  2. Surat Al-Ikhlas 5 kali,
  3. Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali

 

Setelah itu membaca Istigfar kepada Allah


ﺍَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﺍﻟله ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢْ ﺍَﻟَّّﺬِﻱْ ﻟَﺎﺇِﻟَﻪَ ﺇﻻَّ ﻫُﻮَﺍﻟْﺤَﻰُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ ﻭَﺍَﺗُﻮﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔَ ﻋَﺒْﺪٍ ﻇَﺎﻟِﻢٍ ﻵﻳَﻤْﻠِﻚُ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﺿَﺮًّﺍ ﻭﻵﻧَﻔْﻌًﺎﻭَﻵﻡﺎًﺗْﻭَ ﻭﻵﺣَﻴَﺎﺗًﺎ ﻭَﻵﻧُﺸُﻮﺭًﺍ

(Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.

Setelah Shalat Lidaf’il membaca doa berikut ini:

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا محمَّدٍ وَّ عَلَى ألهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. نَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ القَيُّوْمُ وَنَتُوْبُ إلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لاَيَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًا وَلاَ نَفْعًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ مَوْتًا وَلاَ نُشُوْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَى سَيِّدِنَا محمَّدٍ. وَادْفَعْنَا مِنَ الْبَلاَءِ الْمُبْرَامِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْدُ بِكَلِمَاتِ التَّآمَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرَّيْحِ الْأَحْمَرِ وَمِنَ الدَّآءِ الْأَكْبَرِ فِيْ نَفْسِنَا وَدَمِّنَا وِلحمِنَا وَعَظْمِنَا وَجُلُوْدِنَا وَعُرُوْقِنَا. سُبْحَانَكَ إِذَا قَضَيْتَ مَرًّا أَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ. الله أَكْبَرُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ ٣X.

اللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقَوِيَّ وَيَا شَدِيْدَ الْمَحَالِ يَا عَزِيْزُ يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جمِيْعَ خَلْقِكَ يَا مُحِسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لآاِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمًتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَاَخِيْهَا وَجَدِّهَا وَاَبِيْهِ وَاُمِّهِ وَبَنِيْهِ اكْفِنَا شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَاكَافِيَ الْمُهِمَّاتِ يَادَافِعَ الْبَلِيَّاتِ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِا اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَ صَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّ عَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. آمين.

 

Setelah pelaksanaan shalat berakhir, biasanya diadakan shadaqohan sekadarnya seperti halnya kenduri yang diawali dengan membaca doa tahlil, kemudian dilanjutkan dengan ceramah atau mauidhah hasanah secukupnya, yang selanjutnya acara tersebut diakhiri dengan makan bersama.

Setelah itu, para jamaah dipersilakan mengambil air barokah yang sudah dipersiapkan oleh panitia sebelumnya. Para jamaah pun bisa langsung meminumnya di tempat, atau boleh juga dibawa pulang untuk diminum bersama keluarga di rumah. ***

 

Editor: Sauqi Romdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah