Bagaimana Cara Menghilangkan Karat yang Ada dalam Hati, Ini Sabda Rasulullah SAW

3 September 2020, 15:15 WIB
Menghilangkan Karat dalam Hati /Pixabay

SEMARANGKU - Karat, tak asing telinga mendengar. Bibir mengucapkan. Hal yang wajar bila kita menemui karat pada besi maupun logam lain yang biasa mengalami perkaratan.

Lalu bagaimana bila karart tersebut berada dalam hati? Apakah ada karat yang seperti itu? Bila memang ada, lalu bagaimana cara membersihkannya?

Dikutip dari petuah Syekh Abdul Qadir al-Jailani, bahwa: Rasulullah S.A.W bersabda, “Sungguh hati itu berkarat. Beningkan ia dengan membaca Quran, mengingat mati, dan menghadiri majlis zikir atau majlis ilmu.” (H.R. Syihab dan Baihaqi)

Baca Juga: Pengumpulan Rekening Calon Penerima Bantuan Subsidi Upah Diperpanjang Hingga 15 September

Baca Juga: BLT Otomatis Masuk Rekening Jika Kamu Melakukan 4 Hal Ini!

Hati itu berkarat. Namun, bila sang pemilk hati melaksanakan apa yang diajarkan Nabi SAW, ia akan bening kembali. Bila tidak, hati akan menghitam.

Ia menghitam karena memang jauh dari cahaya, ia pekat karena kecintaannya yang berlebih kepada dunia tanpa jarak.

Sebab, bila hati seseorang didominasi oleh cinta dunia, waraknya akan hilang. Ia himpun harta dunia, baik yang halal maupun yang haram.

Baca Juga: Diskon Listrik PLN Bulan September 2020, Simak Cara Dapatkan Diskonnya Lewat Situs PLN dan WhatsApp

Baca Juga: Tarif Listrik PLN Turun, Ini Rincian dari Menteri ESDM!

Tak ada lagi upaya memilih-milih antara yang halal dan yang haram dalam mengumpulkan kekayaan. Rasa malunya kepada Allah pun pudar, ia lupa bahwa Allah senantiasa mengawasinya (muraqabah Allah).

Wahai kaumku, ikutilah petunjuk Nabi kalian, Muhammad SAW. Beningkan kembali hatimu yang berkarat dengan tobat yang telah dijelaskan Rasulullah SAW kepada kalian.

Kalau seorang di antara kalian sakit, lalu ia diberi resep oleh dokter, ia tidak akan merasakan nikmatnya hidup (penyakitnya takkan sembuh) sebelum ia meminum obat tersebut. Tanamkan kesadaran bahwa Allah SWT senantiasa mengawasimu dalam khalwah (saat engkau menyendiri) dan jalwah (bersama dengan orang lain).

Baca Juga: Menggunjing dalam Islam, Berikut Dasar Hukumnya dari Kitab Tanbihul Ghofilin

Baca Juga: Hadis Tentang Ahli Kubur, Dialog Orang Mati kepada Orang Hidup dan Pentingnya Baca Al-Fatihah

Jadikan Allah SWT sebagai pusat perhatianmu. Sehingga seakan-akan engkau melihat-Nya. Bila engkau tak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah SWT melihatmu.

Siapa yang ingat kepada Allah SWT dengan hati, dialah pezikir sejati. Dan siapa yang ingat keada Allah tidak dengan hati, ia belum pantas disebut pezikir. Lidah itu pelayan dan pengikut hati.

Biasakanlah menyimak wejangan dan nasihat, karena hati yang tidak disirami wejangan dan nasihat akan buta.***

Baca Juga: Khitan bagi Perempuan Muslim, Dasar Hukum dan Hikmahnya

Baca Juga: Fakir Miskin adalah Hadiah, Berikut Penjelasannya!

Sumber : Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Biografi Sultan Para Wali. Penerjemah Anding Mujahidin dan Syarif Hade Masyah. Terbitan Penerbit Zaman

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler