Makin Panas! China Sebut Amerika Serikat Gak Punya Nyali, Pasca Joe Biden Menang Lawan Donald Trump

- 17 November 2020, 13:52 WIB
Joe Biden dan Xi Jinping./ Al Jazeera
Joe Biden dan Xi Jinping./ Al Jazeera /

SEMARANGKU - Suasana makin memanas pasca Joe Biden menang lawan Donald Trump, China menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak punya nyali.

Pernyataan Amerika Serikat tidak punya nyali pasca pasca Joe Biden menang lawan Donald Trump ini keluar dari China melalui The Global Times, media milik pemerintah China.

Hubungan China-Amerika Serikat yang diharapkan membaik pasca Joe Biden menang lawan Donald Trump malah jadi semakin memanas.

Baca Juga: Visual Tampan V BTS dengan Rambut Hitam Justru Diejek Jin, Suga, dan Member Lain, Karena Hal Ini

Baca Juga: Cuma Komen di Instagam Bisa Dapat Uang Rp 5 Juta dari Telkomsel, Simak Syarat dan Cara Dapatnya

China melalui media pemerintahnya mengeluarkan pernyataan ini terkait kritik Amerika Serikat dan sekutunya soal Hong Kong.

Dalam sejarahnya, Inggris merebut Pulau Hong Kong pada 1842 setelah mengalahkan China dalam Perang Candu Pertama.

18 tahun kemudian, pada 1960, Beijing dipaksa menyerahkan Kowloon, kawasan di seberang Hong Kong, setelah Perang Candu Kedua.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Mendagri Tito Karnavian Tegas ke Anies Baswedan dan Ridwan Kamil

Baca Juga: Sudah Dialokasikan, Ini Syarat Penerima BLT Subsidi Gaji BSU Guru Honorer Rp 1,8 Juta

Untuk menguatkan kontrol di kawasan tersebut, pada tahun 1898 Inggris menyewa lahan yang sebagian besar berada di sisi utara -yang dikenal sebagai New Territories- dengan janji akan mengembalikannya kembali ke Cina dalam 99 tahun.

Pada 1982, dimulailah perundingan yang sulit antara London dan Beijing terkait prosedur dan syarat-syarat pengembalian Hong Kong ke China. Hong Kong menerapkan sistem ekonomi dan politik yang sangat berbeda dengan China daratan.

Tepat pada 1 Juli 1997, Hong Kong kembali menjadi milik China, yang menerapkan kebijakan dua Cina untuk memberikan keleluasaan kepada Hong Kong mempertahankan sistem sosial, ekonomi, dan politiknya.

Baca Juga: Cara Dapat BSU BLT Guru Honorer Non PNS dari Pemerintah Rp1,8 Juta Langung Masuk Kantong

Baca Juga: Cek Saldo ATM Sekarang! BSU BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 3 Sudah Cair Kemarin, Pastikan Kamu Dapat

Akhirnya, China setuju untuk memerintah Hong Kong dengan prinsip 'satu negara, dua sistem' di mana Hong Kong akan mendapatkan otonomi luas, kecuali untuk urusan pertahahanan dan luar negeri selama 50 tahun setelah dikembalikan ke China.

Hong Kong menjadi Kawasan Administratif Khusus, yang bermakna Hong Kong dibiarkan untuk memiliki sistem hukum tersendiri, sistem multipartai, dan sejumlah hak termasuk kebebasan berpendapat dan kebebasan berkumpul.

Untuk menjamin hak-hak khusus tersebut Hong Kong memiliki konstitusi mini, yang disebut Basic Law, dengan tujuan utama memilih pemimpin atau kepala eksekutif sesuai dengan 'prosedur demokratis dan hak pilih universal'.

Baca Juga: Kamu Bisa Dapatkan Hadiah Uang Rp 5 Juta dari Telkomsel Jika penuhi Syarat Ini, Cek di Sini

Baca Juga: Presiden Jokowi Cairkan Bantuan BLT Guru Honorer Non PNS Kemendikbud, Dapat BLT Rp1,8 Juta!

Proses kembalinya Hong Kong ke China ini menuai gelombang protes dari para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang dianggap didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara barat.

Pada perkembangannya hingga beberapa bulan terakhir, pemerintahan Amerika Serikat melalui Donald Trump telah memberikan dukungannya di belakang para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

AS, seperti halnya Inggris dan Jerman, minggu ini mengecam pengusiran empat anggota parlemen pro-demokrasi China dari badan Dewan Legislatif Hong Kong.

Baca Juga: Ada School 2017, Ini Jadwal NET TV Hari Ini Selasa 17 November 2020, Catat Jam Tayangnya!

Baca Juga: Ngeri! China Sepakati Perdagangan Bebas dengan 14 Negara, Langkah Balasan untuk Amerika Serikat?

China tetap teguh dan dengan tegas, China melalui The Global Times menyatakan bahwa Hong Kong telah kembali ke China.

Oposisi Hong Kong harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh rakyat China. Jika mereka menolak kembalinya Hong Kong, mereka lebih baik bermigrasi ke negara-negara Barat yang mereka agung-agungkan.***

Editor: Meilia Mulyaningrum

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x