Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Redmi Note 9 Pro, Juaranya Flagship yang Lengkap dan Kencang
"Atas nama orang Israel dan (saya) secara pribadi, saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan undangan kepada Yang Mulia untuk mengunjungi Israel dan Yerusalem dan menjadi tamu kehormatan kami," kata Rivlin dalam surat tersebut, yang disiarkan oleh juru bicaranya kepada publik.
Akibat dari kerjasama diplomatik tersebut membuat Palestina meradang dan merasa dikhianati. Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai "pengkhianatan" oleh negara Arab yang telah lama mereka harapkan untuk mendapatkan dukungan dalam mendirikan negara di Gaza, Yerusalem Timur dan Tepi Barat, yang diduduki dan direbut Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Baca Juga: Ada Kesamaan Antara Ledakan Beirut Lebanon dengan Bom Bali
Baca Juga: Kisah Sedih Dhea Lukita, Anak Seorang TKI yang Berhasil Terpilih Menjadi Paskibraka HUT RI ke-75
“Saya berharap langkah ini akan membantu membangun dan memperkuat kepercayaan antara kita dan masyarakat di wilayah ini, sebuah kepercayaan yang akan mendorong pemahaman di antara kita semua," tambah Reuven Rivlin.
“Kepercayaan seperti itu, seperti yang ditunjukkan dalam tindakan mulia dan berani, akan memajukan kawasan kita, membawa kesejahteraan ekonomi, serta memberikan kemakmuran dan stabilitas bagi rakyat Timur Tengah secara keseluruhan,” lanjutnya.
Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Wassel Abu Youssef mengutuk undangan Rivlin, dan mengatakan jika kunjungan pejabat Arab ke Yerusalem melalui gerbang normalisasi ditolak.
Baca Juga: MotoGP Austria: Valentino Rossi Minta Race Direction Intervensi Kasus Johann Zarco
Baca Juga: Wujud dan Makna Uang 75 Ribu Peringatan Kemerdekaan atau UPK 75 Tahun Republik Indonesia