Obat Remdesivir Dikabarkan Bisa Menekan Kematian Akibat Covid-19

- 11 Juli 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. //Pexels/CDC/*/Pexels/CDC



SEMARANGKU - Dalam laporan yang dipublikasikan pada hari jumat, peneliti dari perusahaan biofarmasi Gilead Sciences mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang menerima obat remdesivir mengalami tingkat kematian yang lebih rendah dan mempunyai waktu pemulihan yang lebih baik ketimbang yang tak menerima perawatan obat itu.

Para peneliti membandingkan 312 orang yantg dirawat karena Covid-19 dan 818 orang yang menerima remdesivir dengan beberapa kasus yang sama dengan standar perawatan yang sama, tetapi tidak membutuhkan ventilator untuk bernafas.

Dibandingkan dengan orang yang dirawat di grup terkahir, mereka yang menerima remdesivir menunjukkan tingkat kematian lebih rendah 62% selama periode penelitian.

Baca Juga: Pembunuh Dua Satgas Covid-19 Akhirnya Dihukum Mati

Lebih lanjut, sekitar 75% pasien yang menerima remdesivir pulih setelah 14 hari perawatan dibandingkan dengan 59% yang tak menerima obat itu.

Hal ini diungkapkan pada sebuah konferensi virtual yang disponsori Gilead.
Analisa itu tidak mengikuti standar baku untuk membandingkan sebuah grup perawatan eksperimen dengan sebuah grup yang terkontrol dengan studi yang sama.

Sebuah metode untuk memastikan kedua grup mempunyai kemungkinan sama dan catatan yang lebih baik untuk sebuah faktor yang berpotensi membingungkan.

Baca Juga: Tambah Lagi, Presiden Sementara Bolivia Jeanine Anez Terifeksi Covid-19

Sebuah penelitian remdesivir sebelumnya yang dipimpin Institute Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi cocok dengan kriteria dan dilaporkan pada akhir April, menunjukkan bahwa pasien yang diberikan remdesivir mempunyai waktu pemulihan yang pendek.

Mengingat kebutuhan perawatan yang tepat  selama pandemic yang terus meluas, hasilnya diminta oleh NIH untuk memutuskan penelitian obat masa depan (seperti mengetes kombinasi dengan obat lain termasuk anti inflamasi) tak termasuk grup obat plasebo.

Gilead menganalisa hal yang terbaik selanjutnya untuk percobaan obat placebo yang terkontrol dan peneliti perusahaan mengakui bahwa banyak studi yang dibutuhkan untuk menekan tingkat kematian.

Baca Juga: Ini Hal yang Ditemukan dr. Tirta Saat Berkunjung ke Surabaya Soal Tingginya Covid-19

“Untuk menyebut kebutuhan untuk pandemic yang terus berlanjut, kita membagi data dengan komunitas peneliti secepat mungkin dengan tujuan update yang berkala dan transparan atas pengembangan terbaru dengan Remdesivir,” demikian pernyataan Merdad Parsey, kepala medis Gilead Sciences dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari Time.

Gilead juga melaporkan data tambahan yang menunjukkan  bahwa remdesivir mempunyai manfaat pada grup etnik yang terlihat rentan terkena COVID-19 berikut konsekuensinya.

Dalam analisa lain, orang yang menerima obat ini di awal pandemic (dibawah program CSR), peneliti menemukan bahwa anak-anak dan wanita hamil yang menerima obat ini mengalami peningkatan oksigen.

Baca Juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Dikabarkan Terpapar Covid-19

Remdesivir belum disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tetapi otoritas kegawat daruratan (EUA) pada tanggal 1 Mei mengizinkan para dokter untuk mengajukan penggunaan obat itu pada beberapa pasien gawat. ***

Editor: Heru Fajar

Sumber: TIME


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x