Ini Hal yang Ditemukan dr. Tirta Saat Berkunjung ke Surabaya Soal Tingginya Covid-19

- 9 Juli 2020, 20:00 WIB
dr Tirta / Instagram / @dr.tirta
dr Tirta / Instagram / @dr.tirta /
 
SEMARANGKU - Pada awal kemunculan pasien positif di Indonesia, Jakarta merupakan daerah dimana tercatat banyaknya kasus pasien yang positif.
 
Saat di kota lain masih puluhan atau ratusan yang positif, Jakarta memilki kurang lebih 1000 pasien positif Covid-19.
 
Namun setelah beberapa bulan kemudian, posisi ini tergantikan oleh Jawa Timur khususnya daerah kota Surabaya. Jumlah kasusnya kini menyalip Jakarta.
 
 
Seperti yang ada di media sosial, terdapat beberapa berita bahwa masyarakat Surabaya tidak mematuhi aturan dari pemerintah untuk menggunakan masker dan melakukan Social Distancing.
 
Banyak yang merendahkan masyarakat Surabaya karena tidak melaksanakan aturan yang diberikan oleh pemerintah Surabaya.
 
Namun, pernyataan dr. Tirta Hudhi Mandira di akun Twitter nya @tirta_hudhi membuat pengguna Twitter keheranan.
 
 
Pada Rabu 8 Juli 2020, ia mengungkapkan bahwa apa yang dia lihat di Surabaya dengan apa yang diberitakan itu berbeda.
 
Dilansir dari PikiranRakyat.com, Ia baru saja selesai mengobservasi lima pasar di Kota Surabaya, yakni Kapasan, Jojoran, Pabean, Wonokromo, dan Simo.
 
"Apa yang saya temukan, lumayan berbeda dengan isu yang saya baca selama ini," cuitnya.
 
 
Hal pertama yang diperhatikan oleh dr. Tirta ialah para pedagang dan pengunjung pasar.
 
Ternyata, hampir semuanya menggunakan masker dan mengikuti protokol kesehatan untuk cuci tangan secara berkala.
 
 
 
"Bahkan, angkot-angkot yang mampir pun, supir dan penumpang, pake masker," ungkap lelaki yang akrab disapa Cipeng ini.
 
Ia mengaku telah mengamati kondisi sekitar pasar dengan berdiam dan memantau selama 30 menit di sisi jalan.
 
"Ada yang memang enggak pakai, tapi segelintir, lebih banyak yang pakai, sayangnya yang di-blowup hanya yang enggak pakai masker," jelas Tirta.
 
 
Selain supir-supir angkutan kota, Tirta juga mendapati para pengayuh becak perhatian dalam mengikuti protokol pencegahan virus corona.
 
"Saya diam di-cangkruk-an (tempat nongkrong) depan Wonokromo, dekat stasiun. Tukang becak, ketika ada satu yang enggak pakai, sesama warga saling ngingetin," tuturnya.
 
Melihat situasi seperti itu, Tirta berharap media bisa mengangkatnya untuk memberi semangat positif kepada warga.
 
 
"Warganya juga berusaha untuk sehat kok, jeding-jeding buat cuci tangan juga banyak yang dipake kok," tegas Tirta.
 
Menurut dokter influencer ini, persoalan dan polemik lebih banyak terjadi di lingkungan pemerintahan, bukan warga yang acuh tak acuh pada protokol.
 
"Memang, jumlah rate positif naik, tapi itu lebih kepada bukan rakyatnya, melainkan polemik di pemkot dan pemprov," ujar Tirta.
 
 
"Ada kok yang percaya Covid konspirasi, tapi itu segelintir banget dan lebih kepada mereka bertanya kritis soal data, penanganan. Kenyataannya, mereka juga pake masker dan cuci tangan," timpalnya.
 
Ia meminta seluruh warga Indonesia, khususnya Jawa Timur dan Surabaya untuk saling mengingatkan dan menjauhi provokasi.
 
"Kembali lagi, Covid itu tugas kita bersama. Edukasi dan saling mengingatkan, jika ada masalah kita bantu bersama," kata Tirta mengimbau.
 
 
"Semoga grafik Surabaya dan Jatim akan membaik ke depannya," pungkasnya.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran Rakyat)

Editor: Heru Fajar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x