India dan Tiongkok Makin Memanas, Amerika Gatal Masuk Ikut Campur

- 23 Juni 2020, 19:45 WIB
PRESIDEN Donald Trump mulai melirik konflik antara India vs Tiongkok yang memanas bersamaan dengan Laut China Selatan.*
PRESIDEN Donald Trump mulai melirik konflik antara India vs Tiongkok yang memanas bersamaan dengan Laut China Selatan.* /Kolase Instagram/realdonaldtrump dan Business Standard

SEMARANGKU – Tensi yang meningkat antara Tiongkok dan India belum akan berakhir dan tambah memanas saja.

Semenjak pecah perkelahian dan pertarungan diperbatasan kedua negara hingga kini keduanya masih belum berdamai hingga melibatkan negara lain.

Siapa lagi kalau bukan Amerika Serikat yang juga gatal untuk ikut mencampuri urusan kedua negara ini.

 Baca Juga: Gubernur Ganjar Pranowo Ancam Seret Pembuat SKD Aspal ke Ranah Hukum

Amerika akan ikut campur dalam konflik Tiongkok dan India meskipun dinegaranya sendiri juga masih ada konflik rasial yang belum terselesaikan.

Seperti dikabarkan sebelumnya jika bentrokan yang terjadi di Lembah Galwan berubah menjadi klaim-klaim sepihak dan tudingan yang terus memperparah situasi.

Kedua negara sama-sama mengalami kerugian dan korban jiwa, tercatat di India ada 20 tentara yang dikabarkan tewas sedangkan pihak Tiongkok belum merilis secara resmi korban di pihaknya.

 Baca Juga: Isuzu Gelar Super Deal Spare Part di Masa Pandemi Bisa Hemat 32 Persen

Tensi yang panas membuat India berani menyatakan siap berperang jika Tiongkok terus merongrongnya. Melihat kondisi ini, Donald Trump tertarik untuk meredakan hubungan keduanya.

Dikutip Semarangku.com dari dari Times of India, Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 itu mengatakannya di Gedung Putih pada Sabtu 20 Juni 2020 kemarin.

"Ini adalah situasi yang sangat sulit. Kita telah berbicara pada India, berbicara pada Tiongkok," kata Trump.

 Artikel ini sudah tayang di PikiranRakyat.com dengan judul:India vs Tiongkok Kian Memanas, Donald Trump Kini Ikut Turun Tangan

Baca Juga: Polda Jateng Masih Selidiki Motif Penyerangan Wakapolres Karanganyar

"Mereka memiliki masalah besar di sana," tuturnya ketika akan berangkat menuju kampanye terbuka pertama pascapandemi Covid-19 di Tulsa, Oklahoma.

"Mereka saling menyerang dan kita lihat apa yang akan terjadi. Kami akan berusaha untuk mengeluarkan mereka (dari konflik)," ungkap Trump.

Selama beberapa hari sebelumnya, pemerintahan Trump mendukung India melawan serbuan Tentara Tiongkok ke tanah sengketa di Pegunungan Himalaya.

Tepatnya, bentrokan terjadi di sisi yang diklaim sebagai wilayah India dari Garis Kontrol Aktual (LAC) di Ladakh Timur.

Baca Juga: Masker Boleh Dilepas Saat Gowes atau Olahraga Berat Agar Tak Kekurangan Oksigen

AS menuduh Tiongkok memunculkan ketegangan dengan India dan beberapa negara lain untuk mengambil keuntungan karena mereka sedang sibuk mengatasi pandemi Covid-19.

"PLA (Tentara Tiongkok) mengeskalasi ketegangan di perbatasan India, negara demokrasi terbesar di dunia," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

"Mereka memiliterisasi Laut China Selatan dan secara ilegal mengklaim lebih banyak teritorial dan mengancam alur laut vital," tegasnya.

 Baca Juga: PSSI Apresiasi Usulan Asprov Soal Kelanjutan Kompetisi Liga 3

Dalam pertemuan virtual KTT Demokrasi Kopenhagen pada Jumat 20 Juni 2020 kemarin, Mike menyebut Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa saat ini sebagai 'aktor jahat'.

Sekretaris Media Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan Presiden Trump cukup perhatian pada situasi India-Tiongkok dan AS selalu memantaunya.

Selain itu, Kayleigh menjelaskan Trump sempat membicarakan persoalan batas-batas sengketa India-Tiongkok dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Selasa 2 Juni 2020.

 Baca Juga: Partai Demokrat Resmi Usung Hendi-Ita di Pilwakot Semarang 2020-2025

"Trump dan Modi punya hubungan yang menakutkan sekaligus saling percaya di antara mereka," imbuh Al Mason, wakil Komite Keuangan India AS untuk Kemenangan Trump.

Anggota Kongres AS juga ikut memberikan dukungan kepada India karena Tiongkok dianggap 'pengkhianat'.

"Kabar-kabar bermunculan terkait konflik berdarah antara India dan Tiongkok, sekali lagi Tiongkok muncul sebagai antagonis yang agresif," kata anggota Kongres AS dari Texas Lance Gooden.

 Baca Juga: Kompetisi Sepakbola Nasional Akan Dijalankan Dengan Protokol Kesehatan

"PKT takkan bisa menarik kata-kata mereka lagi, sama sekali," tulis legislator dari Partai Republik itu.*** (Mahbub Ridhoo Maulaa/PikiranRakyat.com)

Editor: Heru Fajar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x