Punya Dendam Kesumat, Serbia Enggan Bergabung dengan NATO, Presiden: Kita Tidak Bisa Melupakannya

- 13 Maret 2022, 19:15 WIB
Punya Dendam Kesumat, Serbia Enggan Bergabung dengan NATO, Presiden: Kita Tidak Bisa Melupakannya
Punya Dendam Kesumat, Serbia Enggan Bergabung dengan NATO, Presiden: Kita Tidak Bisa Melupakannya /Nato.int

SEMARANGKU - Serbia enggan bergabung dengan NATO, di saat beberapa negara Eropa sedang berdiskusi untuk menjadi anggota aliansi militer pimpinan Amerika Serikat tersebut.

Keengganan Serbia bergabung dengan NATO bukan tanpa alasan.

Serbia tampaknya punya dendam kesumat karena NATO pernah melancarkan agresi terhadap negara itu pada tahun 1999 ketika masih menjadi bagian dari Yugoslavia.

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic mengatakan negaranya lebih baik tanpa NATO.

Baca Juga: PANAS! Rusia Ultimatum AS Soal Pasokan Senjata ke Ukraina, Ini Ancaman Moskow untuk Washington

Menurut Vucic, dalam agresi NATO di Serbia pada tahun 1999, aliansi ini membunuh anak-anak dan warga sipil.

Dia bersikeras bahwa militer Serbia mampu melindungi negara itu sendiri.

Vucic membuat pernyataan itu saat berpidato di kampanye di Busije pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Daerah pinggiran Beograd yang didominasi pengungsi menjadi rumah bagi orang-orang Serbia yang melarikan diri dari Serbia Krajina.

Serbia Krajina adalah sebuah republik yang memproklamirkan diri di Kroasia, karena serangan militer Kroasia pada pertengahan 1990-an.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Terhadap Miliarder Rusia dan Keluarga Jubir Vladimir Putin, Bagaimana Komentar Kremlin?

“Beberapa orang mengatakan bahwa kita harus bergabung dengan NATO, dan saya mengatakan bahwa kita memiliki negara yang indah, terindah di dunia, dan itulah mengapa kita harus menyimpannya sendiri, dan mempertahankan langit dan kebebasannya! Itu sebabnya tentara kami adalah yang terkuat,” ujar Vucic, dikutip dari RT.

Presiden Serbia belum bisa melupakan perbuatan NATO di masa lalu.

“Sejauh menyangkut NATO, kerja sama selalu baik, dan menyenangkan untuk memaafkan, tetapi kita tidak bisa melupakannya,” tambahnya.

Dia kemudian melanjutkan untuk mengingat nama-nama anak-anak Serbia yang terbunuh selama pemboman NATO di Yugoslavia.

Milica Rakic, berusia tiga tahun ketika dia dibunuh oleh munisi tandan di rumahnya di pinggiran Belgrade Batajnica pada 17 April 1999 ketika NATO menargetkan pangkalan militer terdekat.

Setelah Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina pada 24 Februari, wilayah Kosovo yang memisahkan diri di Serbia mendesak NATO untuk merampingkan aksesinya ke blok tersebut.

Meskipun empat anggota aliansi tidak mengakuinya sebagai negara merdeka.

Beograd telah mengambil sikap netral terhadap konflik militer Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Vucic bersumpah untuk menghukum orang Serbia yang berusaha pergi ke Ukraina untuk memperjuangkan kedua pihak.

Beograd telah mendapat tekanan yang meningkat dari UE untuk menyelaraskan posisinya di Ukraina dengan blok lainnya.

Sementara UE menutup wilayah udaranya untuk pesawat Rusia, Serbia terus mempertahankan perjalanan udara dengan Rusia.

Itulah Serbia yang enggan bergabung dengan NATO, Presiden: kita tidak bisa melupakannya.***

 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x