Pilu! Wanita Ukraina Sebut Perang Rusia Bangkitkan Kembali Kenangan Menyakitkan, Begini Ceritanya

- 12 Maret 2022, 18:17 WIB
Pilu! Wanita Ukraina Sebut Perang Rusia Bangkitkan Kembali Kenangan Menyakitkan, Begini Ceritanya
Pilu! Wanita Ukraina Sebut Perang Rusia Bangkitkan Kembali Kenangan Menyakitkan, Begini Ceritanya /REUTERS/Viacheslav Ratynskyi

SEMARANGKU - Seorang wanita Ukraina menyebutkan bahwa perang Rusia membangkitkan kembali kenangan yang menyakitkan.

Wanita yang bernama Nadia Tyvoniuk mengatakan bahwa perang Rusia saat ini merupakan kedua kalinya Moskow menyerang Ukraina dalam hidupnya.

Bagi Nadia Tyvoniuk yang berusia 90 tahun, perang saat ini di negaranya merupakan operasi militer Rusia kedua yang telah ia saksikan dalam hidupnya yang panjang.

Wanita tersebut menuturkan bahwa perang Rusia di Ukraina saat ini sedang berkecamuk membangkitkan kembali kenangan menyakitkan.

Baca Juga: Unduhan Aplikasi VPN Melonjak Usai Rusia Berlakukan Sensor Media Digital

“Pada 24 Februari, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke Ukraina setelah berbulan-bulan ketegangan meningkat, saya menangis selama tiga hari, kerabat saya harus menenangkan saya,” ujar Tyvoniuk, dikutip dari Al Jazeera.

Wanita ini adalah seorang pensiunan perawat.

Tyvoniuk lahir pada tahun 1931 di sebuah desa di wilayah Volyn di tempat yang sekarang adalah Ukraina pasca-Soviet.

Namun, pada saat itu, Volyn barat adalah bagian dari Polandia dan Tyvoniuk tidak menyimpan dendam terhadap kebijakan Warsawa.

Meskipun selama beberapa dekade berikutnya di bawah Uni Soviet, dia mendengar tentang penindasan budaya Ukraina di bawah Warsawa.

Baca Juga: Berkaca Pada Perang Rusia-Ukraina, Swedia Tingkatkan Pengeluaran Militer, Berpotensi Gabung NATO?

“Polandia adalah penghuni yang berbeda. Mereka menyukai orang pekerja keras, tidak suka orang pemalas,” pungkas Tyvoniuk.

Orang tua Tyvoniuk adalah pekerja keras.

Mereka memiliki kuda, sapi, ayam, dan sebidang tanah seluas 5.000 meter persegi (1,2 hektar).

“Dan kemudian Rusia datang dan menghancurkan segalanya,” tambahnya.

Adapun yang dimaksud dengan "Rusia" adalah Uni Soviet, pemimpinnya saat itu adalah Josef Stalin membuat kesepakatan dengan rekan Nazi Jermannya Adolf Hitler pada tahun 1939 untuk membagi Polandia.

Komunis Moskow menduduki tempat yang sekarang disebut Ukraina barat, dan segera mulai membersihkan aktivis politik dan intelektual.

Moskow melarang kontak dengan pihak lain, dan Tyvoniuk yang neneknya adalah etnis Polandia, telah kehilangan kontak dengan kerabatnya di Polandia.

Pada tahun 1941, Nazi Jerman menyerbu Uni Soviet dan membuat Stalin terkejut.

Ukraina menjadi titik fokus permusuhan karena kehilangan seperlima dari penduduk sipilnya dan sebagian besar orang Yahudinya.

Ayah Tyvoniuk dipenjarakan di kamp konsentrasi Jerman tetapi dia melarikan diri dan kembali ke desanya untuk bergabung dengan Tentara Merah.

Pada tahun 1943, pasukan nasionalis Ukraina yang bekerja sama dengan Nazi Jerman memprakarsai ‘pembantaian Volyn’ terhadap puluhan ribu etnis Polandia.

Pembantaian itu masih menyebabkan ketegangan antara Kyiv dan Warsawa.

Hal ini karena Ukraina menganggap nasionalis Ukraina yang menghasut pembantaian.

Serta kadang-kadang membantu Nazi membunuh orang-orang Yahudi Ukraina.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, Moskow memulai kampanye kolektivisasi di wilayah Ukraina yang baru diakuisisi.

Terkait perang Rusia di Ukraina yang saat ini sedang berlangsung, Tyvoniuk bersikeras bahwa Ukraina akan menang dan memukul mundur Moskow

Itulah wanita Ukraina menyebutkan bahwa perang Rusia di Ukraina membangkitkan kembali kenangan yang menyakitkan.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah