Pemerintah Tonga Hadapi Bencana Dahsyat yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, PBB Siap Berikan Ini

- 20 Januari 2022, 19:02 WIB
Pemerintah Tonga Sebut Menghadapi Bencana yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, PBB Siap Berikan Ini. Courtesy of Marian Kupu/Broadcom Broadcasting FM87.5/via REUTERS
Pemerintah Tonga Sebut Menghadapi Bencana yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, PBB Siap Berikan Ini. Courtesy of Marian Kupu/Broadcom Broadcasting FM87.5/via REUTERS /MARIAN KUPU/BROADCOM BROADCASTIN/via REUTERS

SEMARANGKU - Pemerintah Tonga menyebutkan bahwa negara Tonga menghadapi bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pemerintah Tonga setelah letusan gunung berapi besar yang memicu tsunami dan menyelimuti negara itu dengan abu vulkanik yang tebal.

Dalam pernyataan pertamanya sejak gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus, pemerintah Tonga mengkonfirmasi kematian sedikitnya tiga orang.

Diantara tiga orang tersebut, Pemerintah Tonga menyebutkan terdapat seorang wanita berkewarganegaraan Inggris.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Letusan Tonga dapat Merusak Lingkungan, Degradasi Terumbu Karang hingga Pengikisan Garis Pantai

“Sebagai hasil dari letusan, gumpalan abu vulkanik dilepaskan mencapai stratosfer dan memanjang secara radial menutupi seluruh Pulau Tonga, menghasilkan gelombang tsunami yang naik hingga 15 meter (49 kaki), menghantam pantai barat Kepulauan Tongatapu,” ujar Pemerintah Tonga, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah Tonga mengatakan tim penyelamat tambahan telah dikirim ke pulau Mango, Fonoifua dan Nomuka.

Semua rumah di Mango, dimana sinyal marabahaya terdeteksi, telah hancur.

Hanya dua rumah yang masih berdiri di Fonoifua, sementara ada kerusakan parah di Nomuka.

Kapal angkatan laut Tonga sedang dikirim ke pulau-pulau yang terkena dampak dengan pasokan air dan makanan yang mendesak.

Baca Juga: Setara 1000 Bom Hiroshima, Letusan Gunung Berapi di Tonga buat Jaringan Komunikasi Terputus

Sementara itu, upaya evakuasi dari daerah yang paling parah juga sedang berlangsung.

Letusan gunung berapi bawah laut Hungna Tonga-Hunga Ha'apai itu adalah yang terbesar sejak letusan gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991.

Dua kapal dari angkatan laut Selandia Baru yang membawa tim penyelamat dan peralatan dan sarat dengan persediaan, sudah dalam perjalanan ke Tonga.

Diperkirakan kapal ini tiba pada Jumat, 21 Januari 2022 tergantung pada kondisi cuaca.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan siap memberikan bantuan, tetapi mungkin harus melakukannya dari jarak jauh karena pandemi virus Corona.

“Tonga memiliki kebijakan bebas Covid-19 yang sangat ketat, mereka adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang tetap bebas dari Covid-19,” ujar Jonathan Veitch, Koordinator PBB di Fiji, dikutip dari Al Jazeera.

Upaya untuk menanggapi bencana juga terhambat oleh masalah komunikasi setelah letusan memutuskan kabel bawah laut pulau itu.

Veitch mengatakan upaya untuk membersihkan landasan pacu telah membuat kemajuan yang cukup baik.

Sementara itu, Palang Merah mengatakan bahwa mengamankan akses ke air minum yang aman adalah prioritas mendesak yang kritis.

Palang Merah Tonga telah melaporkan genangan air asin yang tergenang secara luas akibat tsunami serta kontaminasi abu dari persediaan air tawar.

“Tim Palang Merah segera mengirimkan air minum dan peralatan bantuan untuk orang-orang yang kehilangan segalanya,” Katie Greenwood, Kepala Delegasi Pasifik untuk Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dikutip dari Al Jazeera.

Simon Griffiths, kapten HMNZS Aotearoa, salah satu kapal Selandia Baru dalam perjalanan ke Tonga, mengatakan bahwa kapal itu membawa lebih dari 250.000 liter air tawar.

Itulah pemerintah Tonga yang menyebutkan bahwa Tonga menghadapi bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya, PBB siap memberikan ini.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x