Menurutnya, surat tersebut berisi ‘pesan penting’ bagi pemerintahan Raisi.
Dia tidak merinci isinya, tetapi pemerintahan Raisi telah berulang kali menekankan kebijakan luar negeri ‘Asia-Sentris’ yang memasukkan China sebagai faktor penting.
Kunjungan Amirabdollahian dilakukan di tengah kesibukan pertemuan di Wuxi, Jiangsu.
Menlu Iran tersebut mendarat di sana tak lama setelah Menlu China, Wang Yi mengadakan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
Amirabdollahian juga melanjutkan pembicaraan di Wina yang bertujuan untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia.
Wang Yi mengatakan China mendukung posisi ‘logis’ Iran di pembicaraan Wina.
“Kami berharap pihak Barat juga melanjutkan negosiasi di Wina dengan pandangan realistis yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang juga akan menjamin kepentingan rakyat Iran,” ujar Wang Yi, dikutip dari Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri mengkritik pihak-pihak Barat- AS, Prancis, Jerman, dan Inggris karena kurang ‘inisiatif’ dalam pembicaraan Wina.
“Mereka mengatakan kami khawatir dan kami sedang terburu-buru tetapi kurangnya inisiatif praktis mereka menunjukkan ada kontras antara retorika dan tindakan mereka,” ujarnya.
Sekedar informasi, AS memberlakukan sanksi keras terhadap Iran mulai 2018 ketika secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir.