Pentagon Prediksi ISIS di Afghanistan Bisa Serang Amerika Serikat Hanya dalam Waktu 6 Bulan

- 27 Oktober 2021, 10:44 WIB
Pentagon Prediksi ISIS di Afghanistan Bisa Serang Amerika Serikat Hanya dalam Waktu 6 Bulan
Pentagon Prediksi ISIS di Afghanistan Bisa Serang Amerika Serikat Hanya dalam Waktu 6 Bulan /Twitter / @PFPAOfficial

SEMARANGKU - Badan intelijen Amerika Serikat telah menilai bahwa ISIS di Afghanistan dapat memiliki kemampuan untuk menyerang Amerika Serikat hanya dalam waktu enam bulan, dan memiliki niat untuk melakukan serangan tersebut.

Pernyataan tersebut diumumkan oleh seorang pejabat senior Pentagon kepada Kongres Amerika Serikat, pada Selasa 26 Oktober 2021.

Pernyataan Colin Kahl, di bawah naungan Menteri Pertahanan untuk Kebijakan, adalah peringatan terbaru bahwa Afghanistan masih dapat menimbulkan masalah keamanan nasional yang serius bagi Amerika Serikat.

Baca Juga: Taliban Bersumpah Akan Bekerja Sama dengan Rusia Terhadap Ancaman ISIS

Peringatan serangan tersebut tetap tidak bisa dihindarkan, bahkan setelah mengakhiri perang selama dua dekade dengan penarikan pasukan militer Amerika Serikat pada Agustus 2021.

Taliban, yang menguasai Afghanistan sekarang, adalah musuh ISIS dan telah berupaya untuk menegakkan hukum dan ketertiban setelah penarikan Amerika Serikat sempat digagalkan oleh bom bunuh diri dan serangan lain yang diklaim oleh ISIS.

Termasuk pengeboman yang menargetkan sekte minoritas Syiah dan bahkan pemenggalan ISIS terhadap anggota pasukan milisi Taliban di kota timur Jalalabad.

Pada saat bersaksi di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat, Colin Kahl mengatakan bahwa masih belum jelas apakah Taliban memiliki kemampuan untuk memerangi ISIS secara efektif setelah penarikan Amerika Serikat pada Agustus 2021.

Baca Juga: Resiko Serangan ISIS, Warga AS dan Inggris Diperingatkan untuk Tidak Berada di Hotel Afghanistan

Amerika Serikat juga sebelumnya diketahui memerangi Taliban serta kelompok-kelompok lain seperti ISIS dan Al Qaeda.

"Ini adalah penilaian kami bahwa Taliban dan ISIS-K adalah musuh bebuyutan. Jadi Taliban sangat termotivasi untuk mengejar ISIS-K. Kemampuan mereka untuk melakukannya, saya pikir, harus ditentukan," kata Colin Kahl, yang menggunakan akronim untuk ISIS di Afghanistan.

Colin Kahl juga memperkirakan bahwa ISIS memiliki ribuan kader pejuang di Afghanistan.

Sementara itu, Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi dari pemerintahan baru Taliban mengatakan bahwa ancaman dari militan ISIS akan ditangani.

Amir Khan Muttaqi juga mengatakan bahwa Afghanistan tidak akan menjadi basis serangan terhadap negara lain.

Colin Kahl juga menyarankan bahwa Al Qaeda di Afghanistan menimbulkan masalah yang lebih kompleks, mengingat hubungannya dengan Taliban.

Hubungan itulah yang memicu intervensi militer Amerika Serikat di Afghanistan pada tahun 2001, setelah serangan 11 September Al Qaeda di New York dan Washington. Taliban juga diketahui telah menyembunyikan para pemimpin Al Qaeda.

Colin Kahl juga mengatakan bahwa Al Qaeda membutuhkan waktu sekitar satu atau dua tahun, untuk memulihkan kemampuan melakukan serangan di luar Afghanistan terhadap Amerika Serikat.

Presiden Partai Demokrat Joe Biden, mengatakan Amerika Serikat akan terus waspada terhadap ancaman yang berasal dari Afghanistan dengan melakukan operasi pengumpulan intelijen di negara yang akan mengidentifikasi ancaman dari kelompok teroris seperti Al Qaeda dan ISIS.

Colin Kahl mengatakan tujuannya adalah untuk mengganggu kelompok-kelompok teroris tersebut sehingga ISIS dan Al Qaeda tidak mampu menyerang Amerika Serikat.

"Kita harus waspada dalam mengganggu itu," kata Colin Kahl.

Namun, para pejabat Amerika Serikat secara pribadi memperingatkan bahwa mengidentifikasi dan mengganggu kelompok teroris seperti Al Qaeda dan ISIS sangat sulit tanpa pasukan di negara Afghanistan.

Drone yang mampu menyerang target kelompok teroris seperti ISIS dan Al Qaeda sedang diterbangkan dari Teluk.

Colin Kahl juga mengatakan bahwa Amerika Serikat belum memiliki kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan untuk menjadi tuan rumah pasukan untuk upaya kontra terorisme.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah